bojonegorokab.go.id - Puncak hari jadi Bojonegoro (HJB) ke - 339, dilakukan dengan upacara yang diikuti jajaran Forpimda, PNS lingkup Pemkab, Camat dan para Kepala Desa se Kabupaten Bojonegoro. Upacara yang digelar di alun alun kota itu dipimpin langsung Bupati Bojonegoro Suyoto, Kamis (20/10).
Kegiatan ini bersamaan dengan perayaan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur yang ke-71. Pelaksanaan upacara ini terasa berbeda, karena dirangkai dengan deklarasi Bojonegoro sebagai kampung pesilat yang diikuti 13 cabang olahraga pencak silat se-Kabupaten Bojonegoro yang di Komando oleh Kapolres Bojonegoro.
Bupati Bojonegoro, Suyoto selaku inspektur upacara menyampaikan bahwa seluruh masyarakat yang hadir di lapangan memiliki alasan yang berbeda. Termasuk mereka yang memilih hidup dan menetap di Bojonegoro, alasan itu bisa jadi alasan baku karena terlahir di Kabupaten Bojonegoro. Atau alasan lain, yang mengharuskan dia belajar, hidup dan bekerja di Bojonegoro.
"Apapun alasannya itu, jika dalam diri setiap manusia tertanam rasa cinta terhadap Bojonegoro, maka yakinlah kita dapat merubah semua bayangan buruk menjadi sesuatu yang lebih baik," katanya.
Yang terpenting, lanjut Kang Yoto sapaan akrab Bupati Bojonegoro, ada tiga hal yang bisa menggambarkan masyarakat, apakah mereka termasuk Lokomotif yang mampu dan mau menggerakkan roda pembangunan. "Atau hidup hanya mengikuti arus tanpa mau berbuat untuk menciptakan dan merubah keadaan. Atau memilih untuk hidup sebagai penonton, yang hanya memiliki rasa kagum tanpa berbuat apa-apa," tandasnya.
Oleh sebab itu, pesan Kang Yoto bahwa hidup harus mengukir perubahan dengan mengusung kolaborasi, agar tercipta suatu perubahan yang konkret dan berkelanjutan. Jangan pernah berserah pada alam, karena hidup harus berjuang dan menciptakan sesuatu. Harus inovatif, dan trakal. Harus mampu Merumuskan strategi dan terobosan baru, dalam membangun sistem kepercayaan yang kuat.
"Jika ingin hidup lebih baik maka terus berupaya dalam menciptakan kreatifitas industri, menggerakkan roda pariwisata daerah dan harus inovatif dalam rangka menurunkan angka kemiskinan," ujar Kang Yoto.
Disamping itu, gerakkan para generasi muda untuk menjadi generasi yang sehat dan cerdas yang bisa menahkodai dunia Kesehatan dan Pendidikan Bojonegoro. Termasuk menciptakan generasi yang cerdas, menegakkan tata kelola lingkungan, Merubah pola pikir masyarakat, meningkatkan viscal tambang dan potensi yang ada, dan harus berani dalam menghapi masalah dan berani melawan setiap tantangan yang ada.
Dalam upacara peringatan HJB ke 339 juga dilakukan penyerahan penghargaan kepada 10 Pemerintah Desa Terbaik Kategori Menuju Desa Terbuka, yakni Desa Pejambon Kecamatan Sumberrejo, Desa Kapas Kecamatan Kapas, Desa Sukoharjo Kecamatan Kalitidu, Desa Ngasem Kecamatan Ngasem, Desa Kedungsumber Kecamatan Temayang, Desa Margomulyo Kecamatan Margomulyo, Desa Dengok Kecamatan Padangan, Desa Campurejo Kecamatan Bojonegoro, Desa Samberan Kecamatan Kanor dan Desa Glagahan Kecamatan Sugihwaras.
Selain itu juga diserahkan penghargaan bagi pemenang lomba tertib administrasi Kabupaten Bojonegoro untuk kategori SKPD dimenangkan oleh Disnakertransos sebagai juara 1, juara 2 Dinas Kesehatan, juara 3 Badan Lingkungan Hidup. Sedangkan kategori kecamatan juara 1 Kecamatan Kanor, juara 2 Kecamatan Kalitidu, dan juara 3 Kecamatan Gayam.
Penghargaan yang sama juga diberikan kepada kerajinan batik jonegoroan, inovasi papan layar sentuh dengan menggunakan remote game, serta pemenang lomba essay Membangun Bojonegoro Berkelanjutan (SDGs). Ini semua untuk memotivasi agar semua terus berkarya untuk Bojonegoro. (Rik/Kominfo)