bojonegorokab.go.id - Sebanyak 13 orang dari negara Thailand, melakukan kunjungan di Kabupaten Bojonegoro. Mereka diterima langsung Bupati Bojonegoro, H. Suyoto, di rumah dinas Bupati, Senin (14/11).
Mr Thanawul dari Permanent Secretary Ministry Of Education Thailand selaku pemimpin rombongan menyampaikan bahwa 13 perwakilan ini terdiri dari Director Non Formal and Informal Education (NFIO) dibawah Permanent Secretary Ministry Of Education. Dijelaskan kunjungan di Bojonegoro ini merupakan kunjungan balasan setelah beberapa waktu lalu PKBM Bojonegoro melakukan hal serupa.
Menurut Thanawul agenda dalam kesempatan ini adalah melihat dari dekat pendidikan non formal yakni Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kabupaten Bojonegoro. "Kami ini rombongan yang terdiri dari beragam profesi dan tak hanya dari Bangkok namun semua daerah turut serta dalam kesempatan ini," ungkapnya.
Sementara itu Bupati Bojonegoro Kang Yoto, menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh rombongan yang hadir dalam kesempatan ini. Bahkan Bupati sempat menawarkan salah satu jajanan khas Bojonegoro kepada seluruh Rombongan.
Bupati menuturkan kue semprong ini adalah pemberian dari warga Bojonegoro dan ini merupakan jajanan tradisional warga. "Memberikan kue ini adalah bentuk penghargaan dan cinta kasih masyarakat kepada pemimpin mereka," kata Kang Yoto sapaan akrab Bupati Bojonegoro.
Seusai menikmati kue, Bupati juga menawarkan kopi, namun kebiasaan warga Thailand ternyata adalah teh bukan kopi. Selanjutnya Bupati mengajak seluruh rombongan untuk menyaksikan perjalanan hidup Bojonegoro yang dimulai dari sejarah kemiskinan yang luar biasa diawal tahun 1900. "Perjalanan kemiskinan Bojonegoro terasa dan sisa sisanya masih bisa kita temui sampai sekarang," jelasnya.
Ditegaskan membangun Bojonegoro ini kini dengan semangat Open Goverment Partnership (OGP). Yang diawali dengan membangun semangat transparansi salah satunya dengan keterbukaan informasi publik. Pemerintah memberikan akses seluas luasnya kepada masyarakat untuk menyampaikan saran dan kritik kepada pemerintah baik melalui Dialoq Jumat.
"Kini OGP yang dikembangkan Bojonegoro dimulai dari level terendah dan bersinergi dengan empat komponen yakni Akademisi, Bisnisman, Komunitas dan Pemerintah," tandasnya. (Git/Kominfo)