Teken Disposisi, Sidak RSUD hingga Tanyakan Anggaran Jembatan Trucuk

Admin
27 Nov 2016
16 dilihat

Dua siswi sekolah terpilih sebaga Bupati dan Wabup dalam program Kang Yoto Leadership Challenge (KYLC). Sebuah tantangan bagi Siska Dwi Indrawati selaku Bupati serta Wabup, Nadya Syahda Faradilla untuk beradaptasi di Pemerintahan. 

Jum’at pagi itu, ruangan rumah dinas Bupati telah fulloleh sejumlah pejabat dinas yang hadir dalam evaluasi rutin. Sementara di dapur, pekerja sibuk menyiapkan masakan untuk jam setelah rapat. 

Ada yang spesial dalam rapat kali ini. kalau biasanya di pimpin oleh Bupati Suyoto dan Wabup Setyo Hartono, justru ada dua perempuan berhijab dengan paaian safari batik berada di depan para hadirin. 

Bahkan, Asisten II Setkab Setyo Yuliono meminta arahan kepada keduanya setelah paparan hasil rencana aksi SKPD selesai di jabarkan. 

“Kami mohon arahan dari ibu Bupati terkait yang perlu di lakukan untuk rencana badan perizinan ke depan,”kata Setyo Yuliono. Dengan gestur tenang, perempuan yang di dapuk sebagai Bupati tersebut memberikan tanggapan yang di sambut riuh tepuk tangan hadirin. “Siap, saya laksanakan,” kata salah seorang pejabat SKPD. 

Inilah Siska Dwi Indrawati dan Nadya Syahda Faradilla selaku Bupati dan Wabup dalam program KYLC 2016. Program yang kali pertama diinisiasi Bupati Suyoto bertujuan menyiapkan generasi yang handal dan memiliki kecakapan hidup. Mereka sebagai ketua OSIS di pilih melalui proses seleksi yang memakan waktu seminggu. Mulai pagi kemarin, kehidupan siswi MAN 1 Bojonegoro dan SMA Plus Al-Fatimah berubah drastis.

“Saya masih tak percaya antara kenyataan atau bukan,” jelas Siska, Bupati KYLC. Sebab, bukannya berangkat ke sekolah seperti teman-temannya. Justru malah di jemput oleh mobil dinas berwarna putih milik Bupati ke sekolahnya secara formal. 

Begitu juga dengan Nadya yang tak menyangka di layani secara istimewa oleh jajaran pejabat Pemkab. “Dimana di kawal dan adajadwal sistematis aktivitas kemarin. Lalu, saat di antar pulang selepas Dialog jum’at juga sesuai protokol, para tetangga juga akan membuat jalan menjadi lebih bersih, terutama dari kebiasaan menjemur pakaian di depan rumah,” cetus siswi kelas XI SMA Plus Al-Fatimah tersenyum. 

Rabu lalu (23/11), keduanya mendapat briefing oleh Kabag Humas dan Protokol Heru Sugiharto bersama tim panelis. Mereka di latih berperan profesional menjadi Bupati dan Wabup. Tak tanggung-tanggung, hak prefen pun melekat pada diri mereka. “Nantinya,tidak ada bedanya antara Bupati sungguhan dengan program KYLC. Mereka mendapatkan hak penuh mulai pengawalan, penjemputan, protokoler, dan melaksanakan tugas seperti Kang Yoto dan WabupnSetyo Hartono lakukan sehari-hari,” beber Heru.

Beberapa tugas adaptasi pun di jalani dalam briefing. “Saya di ajak ke ruang Bupati untuk latihan analisa surat yang kelak di mintai disposisi. Pokoknya ada kebebasan memberikan disposisi kepada semua orang yang saya anggap kompeten,” beber Siska. 

Sedangkan Nadya, berusaha mempersiapkan mental sebagai orang dua se-Kabupaten. “Sampai saat di ltih sikap, saat dijabat lantas cium tangan. Lalu, diulangi dengan beberapa orang yang lebih banyak untuk memantapkan,” tutur siswi yang unggul di bidang akademis sekolah itu.

Tak hanya merasakan memimpin rapat evaluasi. Pasangan terpilih wilayah tengah juga menjalankan agenda sidak ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo jalan dr. Wahidin, dan RSUD di Jalan Veteran. Serta, proyek jembatan Bojonegoro-Trucuk. Serangkaian agenda tersebut merupakan permintaan mereka dan di setujui jajaran Pemkab. Dengan kawalan mobil satpol PP serta mobil dinas Wabup bernopol S 2 B, destinasi pertama yang di tuju adalah RSUD. 

Lain halnya bagi Nadya, proyek jembatan Bojonegoro-Trucuk merupakan terobosan infrastruktur bagi perekonomian daerah. Justru, sumber anggaranlah yang ia tanyakan kepada salah satu pihak kontraktor. “saya tertarik alokasi anggaran proyek ini. karena sudah tentu dananya milyaran maka harus detail sumber anggarannya,”pungkas dia. (Radar Bojonegoro, 25/11)