DOBRAK DESAKRALISASI JABATAN

Admin
28 Nov 2016
37 dilihat

Bojonegoro, Politik bagi anak muda sekarang masih tabu. Padahal, di tangan anak mudalah keberlangsungan masa depan Bojonegoro. Kemarin (25/11),pimpinan Pemkab Bojonegoro dalam periode delapan jam beralih tangan kepada Bupati dan Wakil Bupati “baru”. 
Dua orang pasangan tersebut secara efektif mengikuti berbagai kegiatan protokoler di Pemkab. Namun, jangan salah, Bupati dan Wabup baru ini tak menggeser jabatan definitif Kang Yoto-Setyo Hartono. Keduanya berkesempatan merasakan langsung menjadi leader Kabupaten Bojonegoro. 

Kabag Humas dan Protokol Heru Sugiharto menjelaskan, Bupati dan Wakil Bupati KYLC di berikan hak penuh sebagaimana jabatan definitif. Yakni, pengawalan, penjemputan, protokoler, serta tugas yang di emban. “Seperti menandatangani disposisi surat menyurat hingga pemimpin rapat evaluasi atau dialog publik di Pendapa.”Jelas dia kemarin (25/11)

Agenda rutin rapat evaluasi berjalan seperti biasa di Rumah dinas Bupati kompleks Pemkab. Semua kepala dinas dan kepala bidangnya hadir mengikuti dan mempresentasikan rencana aksi yang akan dilakukan. Dlam kegiatan yang dipandu oleh Asisten II Pemkab Setyo Yuliono tersebut menyampaikan materi secara bergiliran. Namun, tanggapan rapat evaluasi saat itu tak dilakukan Bupati Suyoto dan Wakil Bupati Setyo Hartono. Sebaliknya, dua remaja putri berseragam safari dan berhija yang memimpin rapat. Mereka adalah Bupati KYLC Siska Dwi Indrawati serta Wabup KYLC Nadya Syahda Faradilla. 

Setiap selesai parparan rencana aksi SKPD, asisten I meminta arahan kepada Bupati dan Wabup KYLC.seperti saat Kepala Badan Perizinan Kamidin usai menyampaikan rencana peningkatan investasi oleh investor. “Silahkan Ibu Bupati memberikan arahannya bagaimana langkah yang harus dilakukan untuk perizinan investasi.”Kata Setyo Yuliono

Dengan gaya elegan, Bupati muda dari MAN 1 Bojonegoro memberikan arahan untuk memanfaatkan lahan tak produktif sebagai lokasi izin mendirikan bangunan pabrik. 

“Untuk perizinan mendirikan bangunan dari investor harus pada lahan yang tidak produktif. Karena, bertujuan tidak mengganggu aktivitas pertanian dan produktivitasnya,” tutur Siska 

Lalu, giliran Wabup KYLC menabahkan bahwa ketika pabrik beroperasi harus memanfaatkan tenaga kerja lokal sesuai tingkat skill yang ada.

“jangan lupa, bagi investor yang ada di Bojonegoro harus menyediakan lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal dengan tingkat kecakapan yang mereka miliki. Supaya ada dampak menyejahterakan masyarakat sekitar,”terang siswi SMA Plus Al-Fatimah dihadapan anggota SKPD. Tak sampainkegiatan selesai, interupsi dari salah satu tim kegiatan protokoler mengajak Bupati dan Wabup KYLC lakukan kunjungan lapangan ke RSUD dr Sosodoro Djatikoesoema.

Di luar ruangan telah menunggu mobil plat merah S 1 AB dan S 2 B untuk perjalanan selama kunjungan. Layaknya pimpinan daerah sungguhan, pengawalan ketat segala sisi di lakukan sampai naik ke mobil. Keduanya memilih naik mobil dinas bupati menuju RSUD. 
Selama mengelilingi bangunan RSUD, mereka erlibat perbincangan dengan banyak pasien rawat inap.”Khususnya yang berada di luar kamar inap, atau sepanjang lobi. Mereka saya datangi  untuk mendengar keluhannya. Lalu, saya motivasi untuk bersabar dan cepat sembuh. Kemudian, penyelesaian RSUD di Jalan Veteran di percepat mengingat sering kali overload disini,” beber Bupati KYLC

Tak lama setelah kunjungan itu, iring-iringan yang di kawal satpol PP melaju ke RSUD Jalan Veteran. Security pintu utama sigap membuka portal, sehingga lima mobil Pemkab merangsek parkir di depan pintu utama RSUD baru. Safari kunjungan lapangan menyusuri satu demi satu ruangan. Antara lain mulai ruang rawat inap, radiologi, operasi dan poliklinik.”Rumah sakit ini jika di operasikan dapat mengakomodasi jumlah pasien lebih banyak. Di harapkan pelayanan dan penanganannya lebih baik dan cepat,” imbuh Bupati KYLC. 

Senada dengan partner-nya, Nadya memberikan pernyataan bahwa RSUD baru dapat turut serta meningkatkan kesehatan masyarakat. “Kalau fasilitas dan personelnya mumpuni, tentu bisa menangani kasus-kasus penyakit yang selama ini terkendala,” jelas Dia.

Tak hanya di situ, Siska dan Nadya berkesempatan melihat salah satu mega proyek infrastruktur, Jembatan Bojonegoro-Trucuk. Bahkan, dalam beberapa kali pertanyaan Wabup KYLC mengarah pada anggaran yang di alokasikan. Selain itu, secara teknis, ia menanyakan beban desain jembatan yang masih dalam pembuatan abutment tersebut.Menurutnya, penganggaran infrastruktur harus transparan bagi masyarakat. “Supaya tahu berapa besar anggaran yang di pakai serta output-nya, “kata dia.

Pelaksanaan KYLC akan di teruskan pada dua pasang terplih dari wilayah barat dan timur. Namun, jadwal pelaksanaannya tentatif berdasarkan rekomendasi Bupati. Yang pasti, peserta terpilih yang tersisa adalah pasangan Atfalin Zahro (pelajar SMAN 1 Kalitidu) dan Puji Rahayu (MA Islahiyah Kalitidu). Sementara pasangan lainnya, Ilya Musfiah (MA Tanwiriyah Kecamatan Baureno)serta Hekmah Reski Arini (SMAN 1 Sugihwaras).

Bupati Bojonegoro Suyoto mengungkapkan, kegiatan ini mendorong anak muda untuk melek politik. Apalagi Bojonegoro, akan menghadapi pilkada 2018. Termasuk mengenalkan kepada anak muda pola kerja Bupati dan Wakil Bupati. Ini bagian dari mendobrak desakralisasi jabatan bupati dan wakil bupati, siapa saja yang menjadi bupati dan wakil bupati, jabatan adalah hal yang biasa,” kata pria yang akrab di sapa Kang Yoto.

Anak muda inilah juga investasi bagi Bojonegoro. Sebab, di tangan anak muda masa depan Bojoengoro. “Mereka juga harus tahu kebutuhan anggaran pembangunan dan bersikap kritis, memberi masukan dan solusi,” ujarnya. (Radar Bojonegoro, 25/11)