bojonegorokab - Petani di bantaran Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro memilih memanen dini padi mereka. Mereka khawatir jika padi tidak segera dipanen akan membusuk karena terendam banjir akibat meluapnya Bengawan Solo.
Seperti yang dilakukan petani di Desa Ngablak dan Ngulanan, Kecamatan Dander. Mereka terpaksa melakukan panen lebih awal dari biasanya karena tanaman mereka terendam banjir.
"Kalau biasanya sampai umur 95 hari, tapi ini 85 hari sudah saya panen. Takut busuk terendam air," kata Sakur, petani Desa Ngulanan.
Senada disampaikan Majuri. Warga Desa Ngablak itu juga memilih memanen dini padinya karena diperkirakan genangan air yang merendam tanamannya akan cukup berlangsung lama.
"Mumpung belum lama terendam air," sambungnya dikonfirmasi terpisah.
Sesuai data dari Pemerintah Kecamatan Dander, jumlah lahan pertanian di Desa Ngulanan yang terendam banjir seluas 125 hektar dengan usia tanaman antara 20 hari sampai 85 hari. Selain itu banjir juga menggenani 50 hektar lahan pekarangan, 150 kepala keluarga (KK), jalan lingkungan dan poros desa.
Di Desa Ngablak banjir juga merendam lahan pertanian seluas sekitar 100 hektar, dan 200 KK, jalan lingkungan dan poros desa.
"Rata-rata ketinggian air di wilayah tersebut mencapai 70 centi meter," kata Camat Dander, Fatkhur Rohman.
Sementara itu hingga hari ini ketinggian air di papan duga Taman Bengawan Solo masih 15.17 pheilschall atau siaga merah. (dwi/kominfo)
Kenaikan Honor RT/RW