bojonegorokab.go.id - WHO merilis bahwa ditahun 2015 sebanyak 10,4 juta penduduk di dunia menderita Tuberkolusis dan 1,4 juta diantaranya meninggal karena penyakit ini.
Sedangkan penderita TB Hiv sebanyak 1,2 juta jiwa dan 390 diantaranya juga meninggal dunia. Sedangkan angka untuk penderita TB MDR atau penderita TB yang sudah resisten terhadap obat mencapai 480.000 penderita dan 190.000 penderita akhirnya harus menyerah dan kalah oleh penyakit ini.
Hal ini terungkap saat Rapat Advocate Key Issue and Policies SSB TB HIV CARE Aisyiah, Rabu (28/12) di productive Room lantai 7 gedung Pemkab.
Lalu bagaimana dengan Kabupaten Bojonegoro, Dian dari TB HIV CARE AISYIAH dalam kesempatan ini menuturkan penyakit akibat infeksi bakteri ini dari tahun ketahun menunjukkan peningkatan.
Menurut Dian, Aisyiah memulai debutnya ditahun 2013 saat itu ditemukan 1 penderita TB MDR, Tahun 2014 penderita TB MDR di Bojonegoro yang terpantau 2 orang, 1 orang sembuh karena rutin memeriksakan diri sedangkan 1 orang meninggal dunia.
Ditahun 2015 pasien TB MDR menjadi 7 kasus, 3 mengikuti pengobatan sehingga sembuh, sedangkan 1 orang berhenti ditengah jalan tidak meneruskan pengobatan dan 3 lainnya menyerah pasrah merelakan nafas mereka harus terhenti.
Kemudian ditahun 2016 ini 7 orang penderita TB MDR ditemukan lagi, 3 mengikuti pengobatan sedangkan 4 orang lainnya memilih menghentikan pengobatan dengan beragam alasa.
Bahkan, lanjut Dian, Mereka bersedia dan dengan sukarela menandatangani pernyataan jika berhenti tidak mau meneruskan pengobatan.
Dian menyayangkan sikap para penderita yang menghentikan pengobatan padahal resiko mereka menularkan TB MDR sedemikian besar. Apalagi ketika mereka sudah positif menderita TB MDR maka resiko menularkan TB MDR 100 persen.
TB CARE AISYIAH mengharapkan agar semua pihak turut serta menekan jumlah pasien TB MDR yang menghentikan pengobatan. Dia menuturkan peran lingkungan keluarga sangat dominan untuk senantiasa mengingatkan agar pasien mau melakukan pengobatan.
Tak hanya itu keluarga juga diharapkan setia mendampingi ketika mereka melakukan pemeriksaan. Ini adalah khusus penderita TB MDR atau penderita TB yang sudah resisten terhadap obat.Sedangkan jumlah suspect TB segala jenis di Kabupaten Bojonegoro tahun 2014 terdapat 436, 123 BTA dan 78 CNR. Tahun 2015 476 orang suspect, 167 BTA dan 168 CNR. Ditahun 2016 meningkatkan 903 warga Bojonegoro suspect, 199 BTA dan 308 CNR.
Sementara itu, dokter Agus perwakilan RSUD Sosodoro Djatikusuma Bojonegoro menjelaskan bahwa kini layanan poli paru di RS Veteran sudah terpisah demikian juga untuk rawat inap.
Di RS Veteran di poli paru dibedakan menjadi 3 yakni khusus penderita TB, Non TB dan TB MDR. Jika selama ini masih tercampur maka di RS Veteran semua sudah sesuai klasifikasi hasil pemeriksaan.
Rapat ini dipimpin oleh Asisten II Setyo Yuliono yang dihadiri beberapa pihak mulai Ketua PD Muhamadiyah Bojonegoro, Suwito. Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Bojonegoro, dr Sunhadi, perwakilan RSUD Sosodoro Djatikusuma Bojonegoro dan segenap lintas sektoral.
Dalam rapat ini pihak TB CARE Aisyiah dan PD Muhamadiyah agar secepatnya RSUD Sosodoro Djatikusuma menjadi rujukan penanganan TB MDR, karena selama ini harus langsung ke Dr Soetomo Surabaya.
Hal lain adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pengobatan dan tuntas berobat menjadi kendala terbesar dalam penurunan penyakit ini. (Rik/Kominfo)