ASKONAS Harus Siap Open Data Contract

-
25 Jan 2017
62 dilihat

bojonegorokab.go.I'd - Bagi kontraktor yang ingin berkontribusi untuk Bojonegoro maka harus siap Open Data Contract. Karena Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sekarang ini mewakili Indonesia dalam Open Government Partnership (OGP) dalam keterbukaan pelayanan publik. Demikian disampaikan Asisten II Bojonegoro, Setyo Yuliono saat menghadiri Musyawarah Cabang I Asosiasi Kontraktor Nasional (ASKONAS) Bojonegoro dan sekaligus membuka Rapat Kerja Daerah II ASKONAS Jawa Timur di di Ruang Andrawina Hotel Aston Bojonegoro, Rabu (25/1/2017). Setyo Yulioni menjelaskan dengan predikat tersebut menjadikan Kabupaten Bojonegoro sebagai panutan di Indonesia dalam OGP. Karena itu semua data kontrak pekerjaan bagi perusahaan harus diberitahukan ke masyarakat. Hal ini untuk menciptakan pemerintahan yang terbuka. "Sehingga masyarakat dapat melihat langsung siapa pemegang tender, serta mengawasinya," kata mantan Camat Gayam itu. Acara tersebut juga dihadiri DPD ASKONAS Jatim, DPW ASKONAS, LPJK (Lembaga Pembangunan Jasa Konstruksi), dan Bank BRI. Pada kesempatan tersebut juga dideklarasikan "Gerakan Masyarakat Peduli Beli Produk Dalam Negeri" dalam rangka penguatan industri dalam negeri untuk meningkatkan daya saing, oleh Gubernur Jawa Timur yang diwakili oleh Bakorwil Jawa Timur Edi Suparji. Ketua Umum ASKONAS Jawa Timur, Supai M. Nur dalam sambutannya menyampaikan, dengan adanya globalisasi menjadikan serbuan barang dari luar negeri dengan harga lebih murah. Karena itu harus bisa lebih mencintai produk dalam negeri. "Bukan malah mencintai atau membeli produk luar negeri," pesan Supai. Menurut dia, ASKONAS datang sebagai mitra dari Kabupaten Bojonegoro. Untuk itu jangan hanya mengharapkan proyek dari pemerintah. Karena banyak pihak swasta yang perlu dibidik. "Apalagi dengan adanya Oil dan Gas di Bojonegoro," tegasnya. Ketua Umum DPP ASKONAS Rachmatullah menyampaikan, yang menjadi polemik dalam dunia konstruksi adalah kesejahteraan bagi para kontraktor kecil. Sebagian besar proyek-proyek besar banyak dipegang oleh kontraktor besar. "Belum ada kontraktor dari ASKONAS yang memegang proyek Besar. Sehingga tantangan kedepan kita adalah bagaimana kita bersaing dengan kontraktor besar," sambung Rachmatullah. Pihaknya juga berharap nantinya Askonas tidak hanya bersaing dengan kontraktor dari Indonesia, akan tetapi juga bersaing dengan kontraktor dari Australia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan dari negara lain. Gubernur Jawa Timur yang diwakili oleh Bakorwil Jawa Timur Edi Supaji mengungkapkan, bisnis kontraktor merupakan bisnis yang banyak memiliki persaingan. Diharapkan kontraktor di Jawa Timur harus mampu menyediakan barang dan jasa yang berkualitas. Selain itu juga harus fokus dalam pembinaan terhadap penyedia jasa kontraktor, dengan mengadakan pelatihan kepada kontraktor agar kinerjanya sesuai dengan standart. "Pemerintah juga meningkatkan jumlah kontraktor yang tersertifikasi. Hal ini mendukung program pemerintah dalam pemerataan pembangunan," tegasnya. Setiap penyedia jasa kontraktor, menurut Edi Supaji, juga harus memiliki management yang bagus bagi para pelanggan jasa kontraktor. Pada kesempatan kali juga dilakukan pembacaan Deklarasi Gerakan Masyarakat peduli beli produk dalam negeri, yang dibacakan oleh Sekretaris DPW ASKONAS Jawa Timur Hamzah diikuti seluruh DPC se Jawa Timur. Serta penandatangan Deklarasi Masyarakat Peduli Beli Produk Dalam Negeri oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, ASKONAS, dan Bank BRI.(dwi/kominfo)