Hulu Siaga Merah, Bojonegoro Tingkatkan Kewaspadaan

-
02 Feb 2017
39 dilihat

bojonegorokab.go.id - Masyarakat Bojonegoro di bantaran Sungai Bengawan Solo diminta untuk meningkatkan kewaspadaan karena sekarang ini tinggi muka air (TMA) di daerah hulu memasuki siaga merah pada Kamis (2/2/2017). Diperkirakan TMA di Bojonegoro akan meningkat hingga 14.00 mdpl atau siaga kuning pada Sabtu (4/2/2017).

Sesuai informasi yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, meningkatnya intensitas curah hujan yang terjadi di wilayah hulu beberapa hari terakhir ini telah menyebabkan TMA Bengawan Solo pada Pos Pantau Jurug (Hulu Jateng) memasuki Siaga Merah sejak pukul 05.00 WIB pagi tadi. Kondisi serupa juga terjadi di Pos Pantau Sekayu (Hulu Ponorogo-Jatim) sejak pukul 07.00 WIB pagi tadi.

Pelaksana tugas (Plt) Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Andik Sudjarwo, memperkirakan akibat meningkat debit air di wilayah hulu TMA Bengawan Solo di Pos Pantau Taman Bengawan Solo (TBS) Bojonegoro dapat mencapai Siaga Kuning (14.00 mdpl) bahkan lebih apabila terjadi hujan lokal dengan intensitas deras selama 2 hari kedepan.

"Dari hitungan kami air dari wilayah hulu akan sampai ke sini sekitar dua hari," kata Andik.

Menyikapi hal ini, pihaknya telah meminta kepada seluruh camat yang berada di bantaran Sungai Bengawan solo untuk meningkatkan kewaspadaan. Salah satunya pro aktif menginformasikan kepada pemerintah desa dan seluruh warga tentang kenaikan TMA Bengawan Solo dari waktu ke waktu.  Selain itu juga  mempersiapkan titik pengungsian dan dapur komunitas di wilayah masing-masing.  

"Yang jauh lebih penting adalah agar seluruh desa beserta perangkat mendorong kemandirian dan ketangguhan dalam penanganan bencana banjir yang mungkin terjadi," tegas Andik.

BPBD juga menghimbau agar dilakukan pemantauan sekaligus menginventarisir sarana prasarana pengendali banjir seperti tanggul, checkdamp dan pintu air, serta segera berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) yang membidangi.

Berdasarkan data di BPBD Bojonegoro sejumlah kecamatan berpotensi terdampak luapan Sungai Bengawan Solo adalah Kecamatan Bojonegoro meliputi Desa Ledok Wetan, Mulyoagung, Klangon, Jetak, Ledok Kulon, Kalirejo, Semanding, Banjarejo, Kauman.

S edangkan untuk Kecamatan Kalitidu adalah Desa Mojo. Kecamatan Dander meliputi Desa
Ngablak. Kecamatan Trucuk adalah Desa Sranak. Kecamatan Kapas meliputi
Desa Bogo, Desa Sambiroto. Kecamatan Balen antara lain Desa Sekaran, Sarirejo, Kedungdowo, kedungbondo, Mulyoagung, Mulyorejo ,Pilanggede, Lengkong dan Prambatan.

Sementara itu, dalam beberapa kesempatan Bupati Bojonegoro, Suyoto telah memerintahkan pihak berwenang untuk menindak tegas warga yang meminta-minta baik di jalan raya dengan mengatasnamakan korban banjir. Demikian pula kepada pihak desa yang membiarkan aktifitas ini, untuk membuat pernyataan tidak sanggup menangani banjir di wilayahnya sehingga akan di tangani oleh pemerintah kabupaten.

Menurut bupati, tindakan tegas itu sebagai salah satu bentuk revolusi mental untuk membentuk mental warga Bojonegoro agar tangguh, mandiri berusaha dengan segala daya upayanya sendiri mengatasi banjir.

"Jangan sampai bencana dijadikan ajang untuk memohon belas kasihan. Karena banjir telah menjadi bagian kehidupan masyarakat Bojonegoro dari masa ke masa," tegas Kang Yoto, sapaan akrab Bupati Suyoto.(dwi/kominfo)