bojonegorokab.go.id - Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro memasuki siaga dua (siaga kuning) dengan tren naik, Jum'at (3/2/2017). Di papan duga Taman Bengawan Solo (TBS), tinggi muka air menyentuh 14.20 peilschall.
Kondisi ini telah menyebabkan Kelurahan Ledokwetan, Kota Bojonegoro tepatnya di lorong 2 RT 7 RW 1 mulai tergenang air.
Meningkatnya debit air Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro disebabkan kondisi di daerah hulu yang sebelumnya memasuki siaga merah berangsur-angsur mulai normal. Sehingga menyebabkan debit air di daerah hilir meningkat.
Meskipun demikian, aktifitas warga di sepanjang bantaran tetap berjalan normal. Mereka masih menggunakan jasa perahu penyebrangan. Pun anak-anak sekolah tetap bersemangat bersekolah.
Bagi warga bantaran bengawan, melupanya Sungai Bengawan Solo sudah menjadi kawan karib mereka saban tahun. Karena itu warga begitu mandiri menghadapi banjir dan menentukan kapan untuk mengungsi.
"Kan setiap tahun pasti banjir. Jadi ya sudah biasa," ucap Dian Setyowati, siswi SMPN 6 Bojonegoro asal Desa Tulungrejo, Kecamatan Trucuk, ditemui di tambangan penyebrangan Madean Keluarahan Jetak, Kecamatan Bojonegoro.
Walaupun demikian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro tetap menghimbau kepada warga di sepanjang bantaran untuk tetap waspada dan siaga. Sebab berdasarkan hasil pemantauaan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG Juanda Surabaya, hari ini di berbagai daerah, seperti Magetan, Madiun, Ngawi, juga lokal, terjadi hujan.
"Kami telah meminta kepada kepala desa dan camat di sepanjang bantaran untuk siap siaga dan memnginformasikan perkembangan ketinggian air," kata Kepala Seksi Kasi Logistik dan Prasarana BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono.
Pihaknya juga menghimbau kepada warga untuk tidak melakukan aksi meminta-meminta bantuan di jalan. Karena berbagai kebutuhan seperti sarana evakuasi, tenda pengungsian, juga sembako lebih dari cukup untuk menghadapi banjir Bengawan Solo.
"BPBD memiliki stok beras 6 ton untuk kebutuhan dapur umum dan dapur komunitas. Kalau memang kurang akan memanfaatkan stok beras cadangan yang di bulog sekitar 100 ton," ucapnya.
Berdasarkan data di BPBD Bojonegoro sejumlah kecamatan berpotensi terdampak luapan Sungai Bengawan Solo adalah Kecamatan Bojonegoro meliputi Desa Ledok Wetan, Mulyoagung, Klangon, Jetak, Ledok Kulon, Kalirejo, Semanding, Banjarejo, Kauman.
Sedangkan untuk Kecamatan Kalitidu adalah Desa Mojo. Kemudian Kecamatan Dander meliputi Desa Ngablak. Kecamatan Trucuk adalah Desa Sranak. Kecamatan Kapas meliputi Desa Bogo, Desa Sambiroto. Kecamatan Balen antara lain Desa Sekaran, Sarirejo, Kedungdowo, kedungbondo, Mulyoagung, Mulyorejo, Pilanggede, Lengkong dan Prambatan.(dwi/kominfo)