Jagongan Pers dalam HPN 2017 dengan tema ' Wartawan dan Legalitasnya '

-
09 Feb 2017
1.217 seen

bojonegorokab.go.id Jika membaca di media maya jangan berhenti sampai di situ. Tapi harus membawanya ke dunia nyata untuk mendapatkan kebenaran.

Demikian pesan yang disampaikan Bupati Suyoto di Jagongan Pers dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) ke 32 tahun 2017 bertajuk "Wartawan dan Legalitasnya" yang digelar Persatuan Wartawan Indonesi (PWI) Cabang Bojonegoro, di Pendapa Malwopati, Kamis (9/2/2017) malam.

Suyoto mengatakan, sekarang ini merupakan era dramatik. Semua ramai-ramai membikin tontonan. Akibatnya bukan isi yang dilihat, tapi efeknya.

Pemberitaan kasus perselingkuhan, misalnya. Yang dilihat masyarakat adalah efeknya. Bukan isi atau faktanya.

"Meskipun sudah memberikan klarifikasi, tapi tetap tidak mau melihat itu. Selingkuhnya yang dilihat. Inilah era dramatik seperti yang disampaikan sahabat saya Garing Nugroho," ujarnya.

Suyoto juga mengungkapkan tentang perkembangan media. Menurut dia, jika dulu ada media yang menjadi rujukan, tapi sekarang semuanya rujukan. Hal ini dikarenakan semua orang bisa memproduksi pendapatnya.

"Semua pendapat itu menurut mereka benar," ucapnya.

"Kalau zaman ini terus berlangsung, tranformasi dan revolusi bangsa akan sulit terjadi," lanjut bupati yang familier disapa Kang Yoto ini.

Karena itu jika tidak menginginkan zaman itu terus berlangsung, media dan wartawan harus memiliki tanggungjawab kebenaran, mengutamakan kepentingan publik, kerelaan untuk konsisten melakukan kebenaran, dan tidak boleh mengabaikan teknologi.

"Karena menulis pendek, cerita pendek, dan berita foto itu juga menarik," tegasnya.

Wakil Sekretaris PWI Jatim, Wahyu menjelaskan, kemajuan teknologi telah menjadikan kebebasan tanpa batas. Karena itu untuk menjadi seorang wartawan harus melalui uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi.

"Begitu juga perusahaan media juga harus lolos verifikasi dari Dewan Pers," tegasnya.

Sebelumnya, Ketua Panitia HPN, Sasmito Anggoro berharap dengan peringatan ini akan menjadikan wartawan khususnya Bojonegoro semakin profesional sesuai dengan kaidah jurnalistik.

"Karena wartawan adalah profesi. Sehingga perlu adanya sertifikasi bagi wartawan agar profesional dalam menjalankan tugasnya," pungkas Ketua PWI Bojonegoro itu.

Kegiatan ini dihadiri puluhan wartawan cetak maupun elektronik. Selain itu juga perwakilan Muspida, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB )KH. Alamul Huda, kepala organisasi pemerintah daerah (OPD), nitizen, blogger, facebooker, sejumlah komunitas lainnya, operator migas, dan perhotelan.

Meski sederhana, acara berlangsung gayeng karena dibuka sesi tanya jawab dan ditutup dengan menyantap tumpeng bersama.