Ajak Semua Pihak Tangkal Anak Putus Sekolah

-
02 Mar 2017
8 dilihat

bojonegorokab.go.id - Bupati Bojonegoro, Suyoto kembali mengukuhkan orang tua asuh bagi warga kurang mampu dan anak sekolah di wilayah Kecamatan Kapas, Balen, Bojonegoro, Dander, Sukosewu, Temayang dan Bubulan, Kamis (2/3/2017). Pengukuhan orang tua asuh ini merupakan salah satu trobosan Bojonegoro untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan di semua kalangan khususnya adalah anak-anak usia sekolah. Bupati Bojonegoro dalam sambutannya menyampaikan konsep jarak itu berbeda konsep jarak secara fisik, sosial dan jarak secara psikologis. Jarak secara fisik bisa sangat dekat namun secara sosial dan psikologis tidak demikian. Jarak sosial dan fisik ini jika ingin didekatkan harus melalui jarak psikologis yakni mendekatkan dengan hati, maka para pemimpin harus mendoakan mereka yang dipimpin. "Ini adalah hal yang dicontohkan oleh Rosulullah, bahwa seorang pemimpin harus senantiasa mendoakan rakyatnya. Ini adalah konsep doa yang luar biasa untuk menghadirkan orang lain dalam hati kita. Jangan ada jarak fisik dan sosial yang dibiarkan semakin jauh sehingga jurang pemisah makin kentara," kata bupati yang familier disapa Kang Yoto itu. Salah satu pakar menyebutkan the strong of weekness bahwa hubungan dengan orang yang tidak dekat maka pertumbuhan hidup akan melaju makin pesat. Karena itu jangan membuat identitas yang berbeda sehingga akan membuat jarak yang semakin tampak. Bupati menyampaikan bahwa kita semua selama ini masih memperlebar jarak sosial. Manusia dikelompokkan menjadi dua kelompok yakni nasokah atau orang yang berjauhan secara fisik namun hatinya terasa dekat dan ghosasah yakni orang yang fisiknya dekat namun hatinya terasa jauh. Bupati mencontohkan dalam rumah saja bisa terjadi terpisah jaraknya salah satunya karena jarak psikologisnya yang jauh yang ditandai dengan amarah dan suara yang keras. banyak keluarga yang dekat secara fisik namun psikologis mereka sangat jauh. Hari ini kita mengajak anak yatim dan orang miskin dalam jiwa kita ini adalah revolusi jiwa. Revolusi jiwa ini adalah hati yang memaafkan,hati yang penuh kasih. Gerakan ini adalah revolusi jiwa kita sendiri, membawa orang miskin dab anak anak yang bermasalah maka hati kita akan makin kaya demikian pula rejeki dan hidup kita makin berkah. Banyak orang yang hanya memburu harta atau kedudukan, namun setelah mampu meraihnya justru tidak bahagia karena hati dan jiwanya masih yatim. Dengan mengasihi dan membantu orang lain akan mendatangkan energi cinta yang senantiasa baru Dengan rasa kasih dan cinta maka kita akan menerima kesalahan orang lain dengan nada kasih bukan amarah sehingga kita akan bertutur dalam bahasa yang diliputi oleh rasa cinta. Kepada seluruh peserta Bupati mengajak hati dan jiwa untuk menerima orang miskin dan anak putus sekolah disekitar kita. Masih ada 8.677 anak anak kita di 7 kecamatan yangyang masih belum mengenyam pendidikan. Kepala dinas pendidikan Kabupaten Bojonegoro, Drs Hanafi dalam laporannya menyampaikan jumlah anak putus sekolah di Kecamatan Balen, Kapas, Dander, Bojonegoro, Bubulan, Temayang dan Sukosewu mencapai 8.677 dan Rumah Tangga Miskin mencapai 40.147 keluarga.sehingga individu miskin mencapai 126.490 orang. Adapun yang dikukuhkan hari ini adalah untuk wilayah tengah mulai Kepala Desa, Kepala UPT, Kepala Puskesmas, Pengawas, Penilik sekolah, Kepala Sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK di Kecamatan Balen, Kapas, Dander, Bojonegoro, Bubulan, Temayang dan Sukosewu. Mereka adalah orang tua asuh bagi anak anak putus sekolah dan warga miskin.(Git/Kominfo)