Kukuhkan Orang Tua Asuh Warga Miskin dan Anak Putus Sekolah di 7 Kecamatan

-
13 Mar 2017
14 dilihat

bojonegorokab.go.Id - Bupati Bojonegoro, Suyoto kembali megukuhkan orang tua asuh bagi warga kurang mampu dan anak putus sekolah di tujuh kecamatan yakni Kecamatan Gondang, Sekar, Margomulyo, Ngraho, Tambakrejo, Ngambon, Ngasem, yang dipusatkan di SMP Negeri 1 Ngasem, Senin (13/3/2017). Pengukuhan ini untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan di semua kalangan khususnya adalah anak anak usia sekolah.

Dalam kesempatan tersebut, bupati yang familier disapa Kang Yoto itu mengukuhkan Kepala Desa, Kepala UPT, Kepala Puskesmas, Pengawas, Penilik sekolah, Kepala Sekolah SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK di tujuh kecamatan sebagai orang tua asuh bagi anak anak putus sekolah dan warga miskin.

Dalam laporannya, Camat Ngasem Mahmudin menyampaikan, berdasarkan data dari Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan ada 8732 orang miskin di Kecamatan Ngasem, namun faktanya ada 6732 orang miskin. Hal ini membuktikan bahwa di Kecamatan Ngasem masih banyak masyarakat miskinnya.

"Kondisi ini bisa berdampak pada tingkat pendidikan anak-anak. Semakin banyak masyarakat miskin berarti akan banyak anak yang akan putus sekolah. Karena itu perlu peran serta semua pihak agar bersama-sama meningkatkan kesejahteran masyarakat miskin, agar pendidikan anak-anak mereka menjadi baik," kata Mahmudin.

Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro, Hanafi menyampaikan, berdasarkan data Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan (Capilduk), warga usia sekolah (7-18 th) di Kecamatan Ngraho, Margomulyo, Ngasem, Ngambon, Tambakrejo, Sekar, dan Gondang berjumlah 48.281 anak. Sementara anak putus sekolah 10.595 anak, dan Rumah tangga miskin berjumlah 33.545.

"Dengan melibatkan semua komponen masayarakat, kita harapkan jumlah anak putus sekolah bisa terus berkurang. Sehingga Bojonegoro terbebas dari anak putus sekolah," sambung Hanafi.

Bupati Bojonegoro, Suyoto menyampaikan, sekolah harus memiliki desa mitra sehingga ketika ada anak putus sekolah atau tidak mampu untuk melanjutkan sekolah maka desa mitra bisa membantu untuk membantu anak putus sekolah tersebut. Selain itu, para pendidik harus mampu membuat anak berpikir kreatif.

"Semua sekolah harus dapat mengajarkan ketrampilan hidup bagi para muridnya. Sehingga kelak para murid tersebut memiliki bekal keterampilan hidup," pesan Kang Yoto.(dwi/kominfo)