Kemenag Bojonegoro Gelar Dialog Lintas Agama

-
26 Apr 2017
38 seen

bojonegorokab.go.I'd - Kementerian Agama (Kemenag) Bojonegoro menggelar dialoq lintas agama dan Pembinaan aparatur sipil negara yang dilaksanakan di Ruang Angling Dharam Pemkab Bojonegoro, Rabu (26/4/2017). Hadir dalam acara ini tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama Bojonegoro dan Forum Pimpinan Daerah serta Kepala Kantor Wilayah Jawa Timur, Samsul Bachri. Bupati Bojonegoro, Suyoto dihadapan jajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro menyampaikan bahwa dirinya memiliki pengalaman dengan beberapa tokoh lintas agama di masa muda dahulu. Meski saat itu berbeda, bukan berati harus berpecah namun harus saling bersolidaritas. "Mari kita merefleksi multikulturalisme, salah satunya adalah dari kasus Pilkada DKI Jakarta," kata Kang Yoto-sapaan akrab Bupati Suyoto. Menurut Kang Yoto, Pilkada DKI benar benar telah menjadikan perpecahan. Namun pada akhirnya apa yang dikhawatirkan tidak terjadi karena mengedepankan rasa persatuan dan kepentingan bersama. "Lalu ada apa dengan multikulturalism di negara kita. Yang harus diingat perbedaan kultur ini sangatlah nyata dan itu karena Sunatullah serta multikulturalisme di negara kita adalah penentu kelangsungan Indonesia. Dengan berbeda inilah kehidupan kita ini menjadi lebih baik. Ini adalah janji kita mengakui perbedaan dan hidup dengan perbedaan itu," jelas Kang Yoto. Apalagi dasar negara Indoensia adalah multikulturalism, yakni pancasila dan UUD 1945. Karena itu saling menghormati adalah strategi dalam menjalankan kehidupan di tengah perbedaan. "Lalu apakah multikulturalism ini akan berlangsung ? jawabannya apakah kita masih memegang janji itu sendiri ?," ucap Kang Yoto. Yang kedua lanjut dia, adalah senantiasa melakukan sosialisasi terhadap pentingnya janji itu. Karenanya tugas para pendakwah dan guru adalah mengajarkan tentang multikulturalism baik kepada murid dan masyarakat. Negara hadir untuk melindungi dan menjaga seluruh warga negaranya. Karenanya jika ada masalah harus memediasi kedua belah pihak yang sedang bermasalah. "Kita harus mendidik generasi muda kita bahwa perbedaan ini adalah bukan untuk memisahkan namun bagian dari kehidupan. Mengapa negara gagal ketika semua aspek tidak melakukan perannya untuk bangsa kita. Pilihan ditangan kita apakah mau mempersatukan bangsa ataukah justru akan mencabik cabik dan memperdalam perbedaan itu," ungkap Kang Yoto. Sebelumnya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro,Munir dalam laporannya menyampaikan, jumlah lembaga di bawah naungannya yakni Lembaga RA sebanyak 243 lembaga dengan jumlah siswa 10.171 orang. 256 lembaga Madrasah Ibdtidaiyah dengan siswa 28.241 orang. 110 lembaga Madrasah Tsanawiyah dengan jumlah 20.413 siswa dan 56 Madrasah Aliyah jumlah siswa 11.752 siswa. Jumlah guru adalah guru RA sejumlah 676 guru, MI sejumlah 2.449 guru, MTs sejumlah 1112 guru dan MA sejumlah 882. Sedangkan tenaga penyuluh agama ada 18 orang padahal jumlah kecamatan di Bojonegoro sejumlah 28 kecamatan. Penyuluh Non PNS sebanyak 224 orang. Penghuly sebanyak 22 orang. Adapun guru PNS sebanyak 595 orang dan Non PNS 5.124 orang. Dilihat dari sisi sertifikasi PNS yang sudah sertifikasi sebanyak 2.516 orang, impasing 1.427 orang dan belum sertifikasi 3.203. Menurut Munir, PNS Pendidikan Agama Islam saat ini 385 padahal seharusnya idealnya adalah 586 orang. Adapun untuk pendaftaran haji di Bojonegoro sudah 29. 954 pendaftar dan berangkat di 2040. "Adapun Calon Jamaah Haji Bojonegoro sebanyak 994 orang dan yang sudah melakukan pelunasan baru 75 persen," tambah Munir. Seusai acara dilanjutkan dengan dialoq kerukunan beragama dengan forum pimpinan daerah Bojonegoro yang terdiri dari Kejaksaan, Polres, Komandan Kodim dan Ketua DPRD serta Kepala Kantor Wiliyah Kementerian Agama Jawa Timur dengan moderator Ketua FKUB KH. Alamul Huda.(dwi/kominfo)