PAUD Investasi Jangka Penjang untuk Membangun Bangsa

-
28 Apr 2017
11 dilihat

bojonegorokab.go.id - Anak merupakan anugerah yang tak ternilai. Maka dari itu berilah yang  terbaik buat anak. Baik dari segi, kesehatan, pendidikan yang layak. Agar mereka tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, produktif dan bahagia.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro, Hanafi saat memberikan Sosialisasi Penuntasan Ikut Paud Satu Tahun Pra SD bertempat di ruang Angling Darma, Jumat (28/4/2017).

Hanafi menyampaikan, lembaga PAUD memiliki kompetisi yang baik karena yang didata bukan yang sudah lagi saja, tapi yang masih dalam kandungan pun sudah di data. Hal ini merupakan bentuk kompetisi dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak. 

"Kompetisi yang baik ini diharapkan dapat membentuk karakter anak PAUD yang lebih baik," tegas Hanafi.

Kang Yoto dalam sambutannya menyampaikan, pada peringatan Hari Pendidikan Nasional di Bojonegoro, pihaknya akan melakukan 3 deklarasi yaitu; Deklarasi Sekolah 14 Tahun dimana anak-anak wajib sekolah 14 tahun dimulai 2 tahun sebelum SD dan 12 untuk SD, SMP, SMA. 

"Tekat Sekolah Anak Umur 13-18 tahun yang Putus Sekolah, bahwa kita juga harus mendorong anak-anak yang putus sekolah untuk bersekolah kembali," tegas Kang Yoto-sapaan akrab Bupati Bojonegoro.

Tahun lalu, Bojonegoro, lanjut dia, meratifikasi SGds yang salah satu poinnya adalah tidak boleh ketinggalan sekolah. Anak PAUD diharapkan dikenalkan buku rencana hidup. Dimulai mimpinya apa, cara menggapai mimpinya gimana, mau sekolah apa. Sehingga orang tua harus mendampingi apa yang menjadi keinginan anak. 

"Saya teringat dulu ketika saya mau diikutkan lomba cerdas cermat saya dibuatkan buku oleh guru saya pak Suparno, buku tentang rencana hidup. Di situ isinya mengenai apa yang menjadi target saya dalam mencapai tujuan dan bagaimana caranya. Buku tersebut yang membuat saya bisa menjadi juara lomba tersebut, dan satu-satunya anak disekolah tersebut yang menjadi bupati," ungkap Kang Yoto.

Artinya, lanjut dia, hal tersebut akan mengokohkan apa yang menjadi apa yang dicita-citakannya dari kecil. Karena penting sekali perencanaan hidup sejak dini tersebut untuk mengajarkan agar fokus kepada apa yang dituju dan direncanakan.

"Dulu ketika saya pergi ke daerah Gondang ke desa Kenongo saya teringat akan ucapan anak-anak sekolah disitu yang ketika saya tanya rencana hidup mereka dengan polosnya mereka menjawab “ingin membangun dusun ini”," ujar Kang Yoto.

 Hal ini menunjukkan jika sebenarnya semangat anak-anak ini untuk memajukan daerahnya, memajukan negara dan bangsanya sudah ada tinggal bagaimana menjaga semangat tersebut terus menyala dan tetap ada. Maka dari itu, Kang Yoto berpesan, ada 7 nilai kehidupan yang perlu ditanamkan kepada anak-anak yaitu: pertama selalu punya niat baik, sehingga apa yang dikerjakan, dicitakan selalu memiliki niatan yang baik sebelum melangkah maju kedepan. 

Kedua harus mampu berkarya yang laku, (amal soleh) bagi orang lain, artinya karya yang sesungguhnya adalah dapat membahagiakan atau bermanfaat bagi orang lain. Karena itu merupakan amal soleh. Ketiga harus memiliki keterampilan komunikasi, karena kedepan tantangan ke depan akan bersaing dengan baik. Sehingga diperlukan keterampilan komunikasi untuk menarik perhatian dunia. 

Keempat kemampuan berpikir kritis bukan sinis, karena apabila sejak kecil mengajarkan berpikir kritis berarti mengajarkan anak-anak untuk mencari permasalahan yang ada. Kelima keterampilan kolaborasi, bagaimana mereka belajar berorganisasi. Belajar bekerjasama dengan orang yang berbeda pemikiran dan sudut pandangnya. 

Keenam memiliki kemampuan kreatif dan inovatif, sekarang ini merupakan era perlombaan dan kompetisi ekonomi. Hal ini mengharuskan setiap orang memiliki kreatifitas dan inovasi. Ketujuh harus memiliki keterampilan hidup bahagia, yaitu dengan cara rido, sabar, sukur, mujahadah (optimis), ikhlas. Bil ini ditanamkan sejak dini saya yakin anak-anak akan memiliki pemikiran yang berkembang dan tidak terkekang.

"Nanti waktu upacara hari pendidikan nasional kita semua harus membaur bersama dengan para murid, calon murid dan semua elemen, kita semua  dilapangan tidak ada yang ditribune. Hal ini untuk mengikis dan menghilangkan sekat atau batas-batas yang ada. Kita harus membaur menjadi satu untuk berjuang bersama dalam membangun bangsa kita," ajak Kang Yoto.

Direktur pembinaan PAUD R. Ella Yulaelawati R., M. A., Ph.D menyampaikan bahwa usia 0-5 tahun merupakan usia emas. Pada usia tersebut harus di isi dengan hal-hal positif, apa yang diberikan pada usia tersebut merupakan usia rentan. Karena apabila diisi dengan hal positif akan jadi positiv, apabila diisi dengan negatif maka akan menjadi negatif. 

"Memberikan pendidikan anak merupakan bekal pembangunan bangsa kita. jika berpikir 50 tahun kedepan tanamlah pohon, jika berpikir 100 tahun kedepan tanamlah pendidikan anak-anak sejak dini," sambung Ella. 

Karena itu anak merupakan bibit terhadap pembenihan bangsa. Kelak nanti anak-anak tersebutlah yang dapat membangun bangsa kita menjadi lebih baik. Namun hal tersebut banyak memiliki kendala diantaranya adalah dari jumlah sekitar 600 ribu guru PAUD hanya 300 ribu yang sarjana dan 70%nya merupakan sarja PAUD. 

Hal ini banyak guru PAUD yang tidak atau belum bisa memahami apa yang dibutuhkan oleh anak-anak. Karena guru PAUD tersebut berasal dari berbagai disiplin ilmu. Seharusnya, kata Ella, para guru tersebut harus mengikuti diklat sebelum mengajar di PAUD. Sehingga nanti kedepannya dapat memiliki kompetensi yang baik. 

"Saya teringat akan perkataan guru PAUD di suatu daerah bahwa dalam mengajar PAUD itu harus SATU JUTA DUA RATUS yang artinya Sabar Tulus Jujur Tabah Dua Rajin Terus Menerus. Itu artinya kita mengajar anak PAUD tersebut harus dengan ketulusan dan kesabaran agar bisa membuat anak berkembang dan berpikiran maju kedepan," pesannya.

Sekarang ini semua pihak harus menganggap PAUD sebagai investasi bukan sebagai politik anggaran, karena akan tidak sesuai jika dianggap sebagai politik anggaran. Karena apabila dianggap politik anggaran hanya akan berfokus pada pembangunan fisik dan kegiatan bukan berfokus pada kegiatan yang dapat membangun mental dan karakter anak-anak yang tangguh dan berpikiran maju kedepan. 

"Ini merupakan investasi jangka panjang buat pembangunan bangsa. Karena kita mendidik anak-anak yang kelak akan menjadi pejuang perubahan bangsa ke arah yang lebih baik," pungkasnya. (dwi/kominfo)