2 Mei, Titik Reformasi Pendidikan di Bojonegoro

-
01 May 2017
8 dilihat

bojonegorokab.go.id - Upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kabupaten Bojonegoro yang dilaksanakan di Stadion Letjen Soedirman, pada 2 Mei 2017 besok, akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya, upacara hanya diikuti pelajar, mahasiswa dan guru, namun pada upacara tahun ini akan diikuti anak usia 13-18 tahun yang putus sekolah serta melibatkan forum PAUDDesa dan Kecamatan. 

Kepala Desa dan camat juga akan hadir dalam upacara ini karena mereka telah dikukuhkan sebagai orang tua anak putus sekolah dan warga miskin di wilayahnya. Upacara Hardiknas ini juga untuk mencanangkan wajib pendidikan 14 tahun. 

Keikutsertaan anak putus sekolah dalam upacara kali ini terbagi dalam barisan-barisan per-kecamatan yang didampingi camat dan kepala desa serta pengelola pendidikan baik dari sekolah maupun pengelola kejar paket.

Dilibatkannya anak putus sekolah dalam upacara ini telah dibahas dalam rapat "Manajemen Review" Pemkab Bojonegoro pada Jumat 28 April 2017 kemarin, yaitu mempersiapkan pelaksanaan Upacara Hardiknas, Selasa, 2 Mei 2017. Di dalam rapat itu diputuskan tema mewujudkan dan memantapkan pendidikan yang merata dan berkualitas di daerah setmepat.

Dalam upacara hardiknas tahun ini juga akan dilaksanakan tiga Deklarasi, yaitu Anak Tidak Sekolah untuk kembali bersekolah, pengelola pendidikan untuk menerima anak-anak putus sekolah kembali bersekolah, dan deklarasi wajib pendidikan 14 tahun. 

Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Bojonegoro Heru Sugiharto, mengatakan, sesuai tema Hari Pendidikan Nasional yakni Percepat  Pendidikan yang Merata dan Berkualitas, di Bojonegoro dijabarkan menjadi Mantabkan Pendidikan yang Merata dan Berkualitas, maka pada upacara yang akan dilaksanakan pada sore hari itu akan menghadirkan seluruh anak bangsa dari penjuru Bojonegoro untuk hadir menjadi bagian dari reformasi pendidikan.

Karena itu, lanjut dia, pada upacara hardiknas kali ini, akan diikuti tokoh masyarakat, agama, pemuda dari seluruh penjuru Bojonegoro. Selain itu juga anak-anak usia sekolah mulai 6 - 19 tahun, serta anak putus sekolah dari 340 desa yang tersebar di 28 kecamatan Bojonegoro. Mereka akan hadir menjadi bagian sejarah membangun karakter melalui pendidikan. 

"Gerakan Ayo Sekolah adalah salah satu gerakan untuk mengajak anak-anak kembali bersekolah mulai di jenjang pendidikan dasar, menengah hingga atas. Gerakan Desa Sehat dan Cerdas merupakan program dari Pemkab Bojonegoro untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan seluruh masyarakat Bojonegoro yang melibatkan segenap komponen," kata Heru, Senin (1/5/2017).

Berdasarkan validasi yang dilakukan tim teknis Dinas Pendidikan Bojonegoro dibantu pemerintah Desa dan Kecamatan, didapatkan jumlah anak tidak sekolah di Bojonegoro sebanyak 3.769 orang.  Dari jumlah tersebut 388 orang putus sekolah karena menikah, 957 orang putus sekolah karena bekerja di luar daerah, 99 orang putus sekolah karena berkebutuhan khusus (Cacat) dan yang terkonfirmasi untuk bisa dihadirkan dalam upacara sejumlah 2020 orang. 

Jumlah anak tidak sekolah hasil pendataan tim teknis ini ternyata jauh lebih kecil dari informasi yang disampaikan oleh BPS sebagaimana berkembang di media cetak/online. 

Dari data BPS, tercatat jumlah anak putus sekolah tingkat sekolah dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sekitar 10.000 anak, untuk tingkat sekolah menengah pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 11.000 anak, dan bahkan untuk tingkat sekolah menengah atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 21.000 anak. 

Menurut BPS tercatat ada 42.000 anak putus sekolah di Bojonegoro, namun ternyata di lapangan hal itu sulit untuk ditemukan.

Sementara itu, untuk mempersiapkan lokasi upacara yang akan diikuti ribuan peserta, jajaran pegawai negeri sipil di lingkup Pemkab Bojonegoro telah melakukan pengecekan mulaikebersihan hingga fasilitas-fasilas lainnya. Pengecekan lokasi terkait dengan listrik (genset), pohon, taman hingga penyediaan fasilitas-fasilitas yang lain sehingga nanti saat acara diselenggarakan semua bisa tercukupi sesuai kebutuhan.  

"Lokasi sudah siap untuk pelaksanaan upacara besok," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Andi Tjandra. 

Selain itu, Palang Merah Indonesia (PMI), dan Dinas Kesehatan Bojonegoro juga siap menerjunkan petugas medis dan ambulan untuk membantu memberikan pertolongan kepada peserta yang mengalami gangguan kesehatan saat mengikuti upacara Hardiknas besok.(dwi/kominfo)