Kang Yoto, Apa yang akan membuat anak anak gagal hidup?

Admin
12 May 2017
25 seen

Apa yang akan membuat anak anak gagal hidup?

Note by kang yoto

Anak anak diciptakan dengan segala potensi, namun apabila tidak dikembangkan dan berkembang dengan maksimal sangat mungkin kelak menjadi manusia yang gagal. Manusia gagal itu adalah mereka yang tidak mampu hidup mandiri, tidak mendapatkan pendapatan karena tidak mampu berkontribusi memberi manfaat terhadap sesama. Disebut manusia gagal total kalau hidupnya merugikan pihak lain. 
Mungkin ada yang bertanya bukankah mereka masih mungkin hidup di kebunnya sendiri, makan dari apa yang dihasilkannya. Pertanyaan ini tidak perlu dijawab, sebab hampir sudah tidak ada lagi manusia bojonegoro yang akan hidup seperti itu. 
Kelangsungan hidup manusia saat ini, apalagi di masa mendatang ditentukan oleh seberapa besar kontribusinya dalam kehidupan. Dalam bahasa ekonomi, kontribusi itu bisa berupa karya barang, pikiran, seni dan jasa. Semakin besar kontribusinya maka semakin besar apa yang akan didapatkan: tahta, harta, cinta dan kata pujian. 
Untuk inilah sebagai orang tua, pendidik dan Pemerintah yang mendapatkan amanah undang undang menyiapkan kesiapan hidup generasi mendatang, maka harus dilakukan apa saja yang membantu anak anak bisa tumbuh berkembang semaksimal mungkin. Inilah beberapa hal yang penting untuk kita lakukan.
A. Personal anak: Inilah sasaran pendidikan. Minimal ada tujuh ketrampilan hidup yang harus dimiliki anak anak: 1. Trampil berniat baik, 2. Trampil merencanakan dan memproduksi apa yang akan diproduksi untuk dikontribusikan bagi kehidupan, 3. Trampil berkomunikasi, 4. Trampil kerkolaborasi, 5. Trampil berpikir kritis, 6. Trampil berinovasi dan 7. Trampil mengelola hidup yang berbahagia: Ridho, syukur, sabar, Mujahadah dan ikhlas. Tujuh ketrampilan ini sangat relevan agar mampu hidup ditengah kompetisi ekonomi, kemoderenan dan kebhinekaan.

B. Dimensi instrumental, yaitu: 
1. kesungguhan pendidikan melaksanakan pendidikan dengan standart kompetesi, 
2. Orang tua yang sangat peduli dalam menyiapkan anaknya agar sehat, cerdas, produktif dan bahagia. 
3. Lingkungan sosial yang kondusif dan mendukung proses belajar baik di rumah, masyarakat maupun sekolah.
4. Sarana dan prasarana yang diperlukan baik di sekolah, jalan, sarana publik, kantor, tempat ibadah yang diperlukan untuk mendukung proses belajar.

C. Dimensi situasional: tekad semua warga untuk mendukung proses belajar generasi muda lewat keteladanan, norma dan aturan yang menguatkan, situasi dan kebiasaan yang mendukung. 

Untuk ini mari menjadi tekad bersama di keluarga dan lingkungan RT bahwa mulai jam 17.30 sampai dengan 21.00 dipastikan anak anak menikmati suasana belajar di keluarga dan lingkungan warga. Pastikan tidak ada TV hidup yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan belajar anak anak. Pastikan tidak ada orang tua yang sibuk dengan handphonenya. 

D. Prototype: praktik pendidikan yang memungkinkan pertumbuhan maksimal tujuh ketrampilan hidup tidak cukup dilaksanakan di kelas, apalagi hanya dengan pendidikan klasikal. Untuk ini diperlukan model pembelajaran projek: terutama projek projek yang langsung berhubungan dengan bagaimana hidup ini berlangsung: pertanian, pengelolaan lingkungan sehat produktif, pengelolaan pemerintahan desa, industri pembuatan sarana kehidupan dan seterusnya. Dalam belajar protoype ini maka diharapkan seluruh ketrampilan hidup dapat dievaluasi dan dikembangkan. 

Ingat pesan luhur nenek moyang: 
"Yen nandur bakal panen mburine
Yen ora obah yo ora bakal Mamah
Ning Ojo obah Sing medeni bocah"

Kembali ke pertanyaan judul tulisan ini: kapan anak anak akan gagal hidupnya?  Jawabnya: anak anak akan gagal hidupnya bila mereka gagal menguasai, mengembangkan dan mengoptimalkan  tujuh ketrampilan hidup tersebut. 
Apakah kita akan menjadi bagian dari orang tua, pendidik dan pejabat Pemerintah yang gagal menyiapkan anak anak, mungkin ya mungkin tidak. Semua kembali ke kita. (KY)