Ramadan, Bojonegoro Siap Kirim Beras ke Luar Jawa

Admin
15 May 2017
12 dilihat

bojonegorokab.go.id - Bulog Sub Divisi Regional (Divre) III Bojonegoro siap mengirim beras ke daerah-daerah minus terutama di luar Jawa. Beras dibutuhkan menjelang bulan Ramadan yang jatuh pada pekan ke empat Mei 2017 ini.

Pihak Bulog Sub-Divre III Bojonegoro punya stok cukup dan diperkirakan hingga akhir Desember 2017 mendatang. Pengadaan beras hingga bulan Mei ini sudah mencapai 41 ribu ton dari target yang harus dipenuhi yaitu 106 ribu ton untuk tahun 2017 ini.

“Kita siap kirim beras, jika ada daerah minus, terutama luar Jawa,” ujar Kepala Bulog Sub-Divre III Bojonegoro, Irsan Nasution, Minggu 7 Mei 2017. Dia menambahkan, untuk pengiriman ke daerah-daerah lain, termasuk luar Jawa, Bulog Bojonegoro tinggal tunggu perintah dari Kantor Pusar Bulog di Jakarta.

Sekarang ini, lanjut Irsan Nasution, pihaknya masih terus melakukan pembelian gabah di tingkat petani. Di antaranya di sejumlah desa-desa di kecamatan di Kabupaten Tuban, Lamongan dan Bojonegoro, masih ada panen, terutama pada awal Mei ini.

Bahkan, di beberapa tempat, masih ada panen, di antaranya di desa-desa berlokasi di pinggir Sungai Bengawan Solo. Seperti di Kecamatan Padangan, Purwosari, Kasiman, Malo, Kalitidu, Trucuk, Dander, Kanor dan Baureno, Bojonegoro. Di Tuban, di antaranya di Kecamatan Soko, Widang dan Rengel, serta di Kabupaten Tuban, panen terjadi di Kecamatan Babat, Maduran dan Sekaran. “Bulog kita wilayah produktif beras,” imbuh Irsan Nasution.

Menurut Irsan Nasution, telah belanja gabah kering panen (GKP) dan Gabah Kering Giling total sebanyak 106 ribu ton tahun 2017 ini. Tetapi, gabah yang dibeli kwalitasnya harus sesuai standar mutu Pemerintah. Yaitu, untuk GKP kadar airnya sekitar 25 persen dengan harga Rp 3700 perkilogramnya. Sedangkan GKG kadar airnya minimal 14 persen dengan harga Rp 4600 perkilogramnya.

Nurdin, petani di Desa Bendo, Kapas mengatakan, gabah di tingkat petani, sebagian besar masih tersimpan di lumbung-lumbung rumah. Gabah, sebagian besa, hasil panen bulan Maret-April dan Mei 2017. Petani kemungkinan akan menjual pada awal Ramadan. Apalagi, pada bulan Juni-Juli ini, juga telah memasuki ajaran baru bagi anak-anak yang memasuki sekolah.

”Untuk biaya sekolah,” ujarnya. Dia berharap, Bulog bisa menyerap gabah dengan harga tinggi.(MC-Bjn)