bojonegorokab.go.id - Wisata Bojonegoro memiliki peluang menjadi wisata andalan di Jatim bersaing dengan obyek wisata Gunung Bromo dan Batu, Malang. Dengan catatan destinasi wisata yang ada dikelola dengan baik dan melibatkan para pelaku pariwisata.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (DPD ASPPI) Jatim, Saformadianto di sela-sela melakukan bakti sosial dengan membagikan ratusan paket sembako, bingkisan lebaran, santunan dan buka bersamadi Panti Asuhan Al Makka Desa Sugihwaras, Kecamatan Sugihwaras , Senin (5/6/2017).
Menurutnya, ada beberapa potensi yang dimiliki Bojonegoro yang menjadi pendukung agar wilayah ini menjadi wisata andalan di Jatim. Pertama, Bojonegoro memiliki sejumlah destinasi wisata yang menarik seperti penambangan sumur minyak tradisional peninggalan kolonial Belanda, Teksas Wonocolo, di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan.
"Saya yakin Teksas Wonocolo ini akan membuat bule-bule senang. Karena wisata ini memiliki sejarah, unik dan masih alami," kata Safor panggilan akrab Saformadianto.
Selain itu ada juga Wisata Atas Angin di Desa Deling, Kecamatan Sekar, yang menyuguhkan pemandangan alam yang indah dengan menikmati matahari terbit dan terbenam. Kemudian api yang tak pernah padam atau wisata Khayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem.
Serta kebun Belimbing di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, yang dapat bersaing dengan kebun Apel di Batu Malang.
"Tinggal bagaimana produk belimbing itu tidak hanya dijual dalam bentuk buah saja. Melainkan menjadi produk lain yang lebih menarik wisatawan. Tapi yang pasti ini sebuah bentuk kesiapan pemerintah daerah untuk menyiapkan destinasi pariwisata yang ada di sini," jelasnya.
Dukungan lainnya, lanjut Safor, adalah letak geografis Bojonegoro yang strategis karena berada diperbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain itu di Bojonegoro juga telah banyak berdiri hotel bintang. Hal ini bisa menjadi nilai tambah bagi Bojonegoro apabila bisa disinergikan dengan pelaku wisata.
"Kalau berbicara tentang pariwisata kita tidak bisa bicara parsial. Tapi harus satu kesatuan. Artinya membangun pariwisata tidak bisa sepotong-potong. Harus fokus dan sinergi," tegas pria asli Ngawi itu.
ASPPI berharap dengan sinergi bersama pelaku wisata ini kedepan pariwisata di Bojonegoro dapat lebih berkembang sehingga dapat membantu mendongkrak pendapatan asli daerah dan menciptakan multy plier effect (efect berantai) bagi masyarakat.
"Ini menjadi Komitemen ASPPI Jatim untuk terus mengembangkan sektor pariwisata yang ada di Jawa Timur, termasuk di Bojonegoro," tandas Safor.
Selain melakukan bakti sosial, kedatang DPD ASPPI Jatim ini juga untuk mengeveluasi kesiapan pelaku wisata di Bojonegoro untuk membentu dewan pimpinan cabang (DPC).
Acara baksos ini disupport oleh anggota ASPPI Bojonegoro yang sementara ini masih tergagung dalam Asosiasi Biro Pariwista Bojonegoro (ABIPARO).
"Kami harapkan di sini segara dapat dibentuk DPC ASPPI untuk mewadahi teman-teman pelaku wisata dan sekaligus mempromosikan pariwisata Bojonegoro," tambah Ketua Asosiasi Biro Pariwista Bojonegoro (ABIPARO), M Faizin yang saat ini menjadi anggota ASPPI Jatim.
Sebelum melakukan baksos, rombongan ASPPI Jatim yang berjumlah sekira 20 orang melakukan kunjungan ke wisata sumur minyak tua peninggalan kolonial Belanda yang ditambang secara tradisional, yakni Teksas Wonocolo di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan. Kunjungan tersebut sekaligus untuk melakukan evaluasi keberadaan wisata Teksas Wonocolo yang menjadi destinasi wisata perbatasan.(dwi/kominfo)
Foto : Rombongan DPD ASPPI Jatim saat mengunjungi obyek wisata Teksas Wonocolo