Mensos Kukuhkan Laskar Anti Narkoba Muslimat NU Bojonegoro

-
30 Jul 2017
16 dilihat

bojonegorokab.go.id - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bojonegoro, Minggu (30/7/2017). Banyak agenda yang dilakukan perempuan asli Surabaya itu di Bumi Angling Dharma -sebutan lain Bojonegoro.

Mulai dari menghadiri pelantikan pengurus IPNU Bojonegoro di Hotel Aston tempatnya menginap, meresmikan pembangunan gedung sekolah di Yayasan Pendidikan Abu Darrin (YPAD) di Desa Sumbertlaseh, meresmikan Masjid Al Ihsan di Desa Ngunut, menghadiri hari lahir (Harlah) dan pengukuhan Laskar Anti Narkoba Muslimat NU Bojonegoro di Gelanggang Olah Raga Dari Bojonegoro untuk Indonesia (GOR DABONSIA) di Desa Ngumpakdalem, hingga penyerahan bantuan program Keluarga Harapan (PKH) di Pesanggrahan Taman Tirtawan Dander, Kecamatan Dander.

Dihadapan ribuan murid madrasah, guru, dan pengasuh Yayasan Pendidikan Abu Darrin, Khofifah berpesan agar terus memberikan kesempatan dan memotivasi kepada para murid dan santrinya untuk meningkatkan kapasitas dan ilmunya agar menjadi generasi bangsa yang memiliki keahlihan.

"Deposit migas di Jawa Timur ini luar biasa. Seperti Bojonegoro ini memiliki deposit migas yang tembus sampai Tuban, Lamongan, hingga Blora. Tapi itu semua tidak bisa diangkat hanya dengan beristighosah. Melainkan diperlukan keahlihan," kata Khofifah.

"Berkah migas ini bisa saja karena istighosah yang dilakukan para Kyai telah dihijabahi, tapi para Kyai mungkin tidak mengetahui kalau do'a mereka telah diijabahi. Tapi karena kita tidak memiliki ilmu untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi, jadi yang melakukan itu orang-orang asing dan luar Bojonegoro, bahkan Jawa Timur," lanjutnya.

Keahlihan itu, kata Khofifah, bisa diperoleh dari lembaga pendidikan tinggi. Dengan begitu, anak-anak Bojonegoro memiliki keahlihan pertambaangan sehingga bisa menjadi tenaga ahli di bidang eksplorasi dan eksploitasi migas di daerahnya.

"Karena itu para Kyai harus memberikan izin dan mendorong santri-santrinya untuk meneruskan pendidikan tinggi hingga menjadi ahli maupun pakar pertambangan. Sehingga kelak mereka nanti memiliki ilmu di bidang pertambangan," ujar Khofifah.

Ketua Pusat Muslimat NU itu juga berpesan tentang pentingnya mewaspadai bahaya narkoba. Karena narkoba ini juga merupakan teror yang sangat berbahaya sama seperti teroris. Khofifah bercerita ada kejadian narkoba masuk di salah satu pondok pesantren. Kemudian dirinya menelusurinya mengapa narkoba tersebut bisa masuk.

Dari hasil penulusurannya ternyata, narkoba tersebut masuk ke ponpes dengan modus pengedar mendatangi seorang kiai atau ustazd dan memberikan obat gratis dengan dalih dapat menyehatkan badan.

"Pengedar ini bilang kalau obat itu vitamin yang dapat menjadikan kuat untuk dzikir. Orang itu satu kali memberinya secara gratis sampai tiga kali. Setelah kyai merasa kecanduan, baru orang itu bilang ya harus membeli," ungkap Khofifah.

Karena itu narkoba ini harus diperangi. Karena bahaya narkoba ini bisa menghancurkan generasi bangsa. "Ini menjadi tanggungjawab kita semua. Termasuk muslimat NU untuk bersama-sama memeranginya," pesan Khofifah usai melantik Laskar Anti Narkoba Muslimat NU di GOR Dabonsia.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Suyoto mengapresiasi kiprah muslimat NU di Bojonegoro yang sudah banyak terlihat. Selain banyak melakukan kegiatan sosial, mereka juga mendukung pendataan melalui data dasa wisma (Dawis).

"Pendataan ini dilakukan oleh Ibu-ibu PKK yang sebagian besar adalah Muslimat NU," sambung bupati yang akrab disapa Kang Yoto ini.

Dalam data dawis ini, lanjut Kang Yoto, ada 300 indikator yang dimasukan. Kemudian dirampingkan menjadi 20 indikator agar lebih mudah.

"Lewat dawis bisa diketahui jumlah anak putus sekolah. Sehingga bantuan DAK pendidikan untuk tingkat SMA yang kita berikan sebesar dua juta rupiah bisa tepat sasaran. Karena datanya benar, ini berkat peran ibu-ibu," ungkap Kang Yoto.

Di GOR Dabonsia, Khofifah memberikan bantuan kepada 100 lansia. Kemudian di YPAD juga memberikan bantuang uang tunai sebesar Rp500 ribu kepada lima siswa berprestasi. Sedangkan di Pesanggrahan Dander, Khofifah menyalurkan bantuan non tunai kepada 500 keluarga penerima manfaat program keluarga harapan (KPM PKH) se wilayah Dander. Masing-masing KPM memperoleh bantuan Rp1 juta untuk tahap 1 dan 2. Sedangkan jumlah total penerima PKH di Bojonegoro sebanyak 47.153 KPM.(dwi/kominfo)