Sulap Sampah Jadi Berkah, Bojonegoro Bawa Pulang Adipura 2017

-
03 Aug 2017
1.202 seen

bojonegorokab.go.id – Prestasi membanggakan diraih Kabupaten Bojonegoro. Tadi malam, Rabu  (2/8/2017),  Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro, Nurul Azizah membawa pulang penghargaan paling bergengsi dalam bidang lingkungan hidup, yaitu Adipura. 

Penghargaan ini diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar kepada kepada Kabupaten Bojonegoro yang diterima oleh Kepala DLH bersama ratusan Kabupaten/kota lainnya dan sekolah penerima adiwiyata dalam acara malam anugerah lingkungan 2017 peringatan hari lingkungan hidup di Gedung Manggala Wanabakti,Jakarta.

Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan penganugerahan Adipura 2017 kali ini ada furmula baru dalam strategi rebranding adipura. Dimana dalam penerapan program Adipura perlu dilakukan terobosan-terobosan baru yang mengarah pada peningkatan dampak positif.

“Sehingga program ini diharapkan dapat mampu mendorong penyelesaian terhadap isu lingkungan hidup,” tegas menteri perempuan itu.

Isu lingkungan hidup yang dimaksud Siti Nurbaya adalah pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau, pemanfaatan ekonomi dari pengelolaan sampah dan RTH, pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengendalian dampak perubahan iklim, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat pertambangan, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, serta penerapan tata kelola pemerintahan yang baik, yang sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan nomor P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2016 tentang pedoman pelaksanaan program adipura.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bojonegoro, Nurul Azizah menjelaskan keberhasilan ini merupakan sinergi dan kolaborasi antara pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat yang peduli akan lingkungan. 

Menurut Nurul ada beberapa hal yang ditekanan dalam pengelolaan lingkungan hidup di Bojonegoro yakni hidup  bersih, rindang, asri, indah  dan berkelanjutan. Keberadaan Bank Sampah, mislanya, dimana dari sampah yang dipilah dapat diolah menjadi barang yang memiliki nilai jual dan tambah di masyarakat.

Kemudian pembuatan biophori, program seribu embung, tanaman bougenvile di sepanjang jalan, Sanitasi landfields ditempat pembuangan sampah akhir (TPA), serta mengolah sampah menjadi gas untuk kebutuhan rumah tangga dan bahan bakar. 

Nurul menegaskan, semua kegiatan itu telah dilaksanakan secara sinergi dan berkelanjutan sehingga dapat memperluas jangkauan pada lembaga sekolah dengan meningkatnya perbandingan jumlah sekolah adiwiayata di Bojonegoro.

“Awal tahun 2014 hanya ada 4 sekolah adiwiyata, kini di tahun 2017 meningkat menjadi 65 lembaga,” tandas mantan Camat Purwosari itu.

Nurul berharap dengan penghargaan ini dapat menjadi motivasi bagi semua elemen masyarakat untuk terus menjaga alam dan lingkungan sehingga dapat mengubah perilaku gaya hidup untuk menjadi Wong Jonegoro yang sehat, cerdas,produktif, dan bahagia.

“Apa yang kita lakukan ini bukan semata-mata hanya sampai pada Adipura saja, tapi bagaimana menjadikan lingkungan yang sehat dan bersih menjadi budaya masyarakat Bojonegoro,”  pungkas Nurul.

Selain itu di tempat yang sama, Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, juga dapat penghargaan di bidang lingkungan yakni Program Kampung Iklim (Proklim). Penghargaan tersebut akan diterimakan nanti, Kamis (3/8/2017) nanti malam di Jakarta.(dwi/kominfo)