bojonegorokab.go.id - Laskar Berseri Selorejo (LSB) Desa Selorejo, Kecamatan Baurno, merupakan salah satu bentuk kerarifan lokal yang ada di Bojonegoro. Melalui bentuk kepedulian terhadap lingkungan yang bersih dan sehat, mereka berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi aneka produk yang memiliki nilai jual seperti kompos. LSB juga memberikan pelatihan bagi ibu rumah tangga dan remaja putri berupa ketrampilan pemanfaatan limbah. Acara yang dilaksanakan untuk memperingati hari ke 500 aktifitas yang dilakukan oleh komunitas Laskar Berseri Selorejo ini mengambil tema "LIMARATUS – Selorejo Guyub, bersih dan Berbudaya”, acara dilaksanakan di Balai Desa Selorejo, Minggu (13/08/2017) kemarin, dihadiri oleh Bupati Bojonegoro, Suyoto. Kepala Desa Selorejo Iris Setyawan Hadi menyatakan selama empat tahun menjadi kades baru kali ini didatangi Bupati Suyoto. Kehadiran Kang Yoto ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi warga. Apalagi, lanjut Iris, dalam acara launching bertema "Selorejo the Sunrise of Bojonegoro" kali ini dilaksanakan saat warga desa mulai sadar akan keindahan kebersihan, dan memanfaatkan sampah untuk di daur ulang. Dia menjelaskan komunitas LSB terdiri dari SELOXY (Bank Sampah), SELO BUMI (Pengelolaan Sampah Organic) dan SELO CRAFT (Pengelolaan Sampah Non Organic) telah bermitra dengan BTPN. "Masyarakat di sini ingin desanya bersih, nyaman untuk ditinggali dan sehat serta meningkat kesejahtraannya," ungkap Idris. Bupati Suyoto yang akrab disapa Kang yoto menyampaikan bahwa Makna “ BERSERI” dari Laskar Selorejo Berseri itu bisa berarti harus berseri setiap wajah warganya, bisa juga akronim dari Bersih-Sehat-Indah-Rapi. "Selorejo harus berseri luar dan dalamnya," sambung Kang Yoto. Dalam kesempatan tersebut Kang Yoto mengatakan bahwa manusia itu bisa ketahuan baik atau buruknya terlihat dari pikirannya, perbuatannya juga dari lingkungannya. "Kalau lingkungannya bersih, berarti pikirannya bersih. Kalau lingkungannya rapi, berarti orangnya tidak rese dan kalau lingkungannya indah berarti juga hatinya indah," jelas Kang Yoto. Menurutnya di tempat lain nasabah 300 orang perlu 3 tahun, namun di Selorejo 500 nasabah mampu dicapai dalam 500 hari. Karena itu sudah tepat semangatnya “Selorejo the sunrise of Bojonegoro”. "Di Selorejo ini sampah bisa dikelola dengan baik, bisa mengubah sampah yang biasanya jadi musibah diubah menjadi berkah," tutur Kang Yoto. Bupati dua periode ini berharap kedepan bukan hanya 500 anggota komunitas, tetapai bisa tumbuh menjadi 501, 502, 600 dan seterusnya tiap-tiap harinya. Selain itu Kang Yoto berpesan agar senantiasa menjaga terus semangat untuk membawa perubahan kearah yang positif. "Lebih-lebih menjadikan Desa Selorejo, desa yang pertama kali desa yang menolak program penaggulangan kemiskinan seperti UPKH, Raskin dan lain-lain dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang ramah lingkungan," pungkas Kang Yoto.(dwi/kominfo)