bojonegorokab.go.id - Sebanyak 155 pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, mengikuti lokakarya peluang pengembangan kewirausahaan sosial melalui koperasi, Selasa (5/9/2017). Acara tersebut didukung operator migas Banyuurip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan mitranya, Yayasan Bina Swadaya. Perwakilan EMCL, Beta Witjaksono menjelaskan lokakarya ini untuk meningkatkan mata pencarian masyarakat melalui koperasi. EMCL mengandeng pihak ketiga yakni Yayasan Bina Swadaya untuk melakukan pendampingan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan koperasi di sekitar wilayah eksplorasi lapangan Banyuurip. Beta mengungkapkan Program Pendukung Operasi ExxonMobil dilakukan di 20 desa di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban. Dengan rincian 14 desa di Kecamatan Gayam dan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro, sedangkan untuk wilayah Tuban ada 6 desa di Kecamatan Palang, Semanding dan Plumpang. "Sekarang ini ada 22 Kelompok Swadaya Masyarakat dan 3 Koperasi di dua kabupaten. Untuk Bojonegoro ada 16 KSM di 14 desa di Kabupaten Bojonegoro dan 6 KSM di 6 desa di Kabupaten Tuban," jelasnya. External Relation Manajer MCL, Dave Seta menambahkan EMCL selaku operator minyak di Lapangan Banyuurip menyadari betul bahwa pengembangan sektor berbasis ekonomi kerakyatan harus dilakukan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sekitar lapangan Banyuurip. "Program yang kita laksanakan ini bentuk kepedulian perusahaan kepada masyarakat sekitar," tegasnya. Dave dalam kesempatan itu menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan EMCL salah satunya memproduksi minyak mentah sebanyak 200.000 barel per hari (bph). Dedy Junaedi dari Yayasan Bina Swadaya menjelaskan tujuan digelarnya kegiatan ini adalah menambah pengetahuan pelaku usaha, meningkatkan motivasi pelaku usaha, kualitas dan kuantitas produk serta memberikan ide solutif bagaimana layanan koperasi kepada para pelaku usaha. "Peserta 155 orang yang terdiri dari para pelaku usaha di di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban," tambahnya. Perwakilan Kementerian Koperasi Republik Indonesia, Auza Jamil menuturkan bahwa masalah klasik yang dialami oleh dunia usaha dan koperasi adalah masalah permodalan. Namun pemerintah sudah mengucurkan beberapa program diantaranya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan LPDB. Dia menuturkan pelaku koperasi, UMKM dan Usaha Besar di Indonesia mencapai 57.906.787 unit dengan rincian usaha besar sejumlah 5.066 unit, usaha menengah 52.106 unit, usaha Kecil 654.222 unit dan usaha mikro mencapai 57.189.398 unit. Dari sektor ini, lanjut dia, telah memberikan kontribusi yang luar biasa yakni PPR 57 persen, menyerap tenaga kerja 96 persen, ekspor non kipas di angka 15,68 persen. "Ini sesuai data BPS tahun 2013," pungkas Auza Jamil.(dwi/kominfo)