Imigrasi Batam Belajar Inovasi Bojonegoro

-
07 Sep 2017
26 dilihat

bojonegorokab.go.id - Rombongan dari Kantor Imgrasi Kelas Khusus Batam yang dipimpin langsung oleh Kepala Kantor, Lucky Agung Binarto SH,CN,MH melakukan lawatan khusus di Kabupaten Bojonegoro, Kamis (07/09/2017). Rombongan diterima Bupati Bojonegoro, Suyoto. Dalam kesempatan itu, bupati dua periode yang akrab disapa Kang Yoto itu tidak hanya menyambut rombongan, namun menjadi guide bagi tamu dari Batam untuk menjelaskan setiap kegiatan dan inovasi yang dilakukan Bojonegoro khususnya adalah semangat Open Goverment Partnership (OGP). Kang Yoto memaparkan tentang potensi Kabupaten Bojonegoro sekaligus hal-hal yang menjadi kelemahan kabupaten yang dipimpinnya. Bahkan bupati tak segan menuturkan bahwa di awal masa kepemimpinannya Bojonegoro adalah daerah miskin, dan rawan bencana. Selain itu juga masalah infrastruktur dasar yang jauh dari kata layak. "Masalah lain yang dihadapi adalah public trust yang beranggapan bahwa mental birokrasi adalah mental korup dan lain sebagainya," ujar Kang Yoto blak-blakan. Secara perlahan bupati kemudian melakukan penataan dan kebijakan untuk lebih baik melalui beberapa hal diantaranya adalah dengan 6 pilar pembangunan berkelanjutan dan pola kepemimpinan yang transformatif. Hal lainnya adalah menempuh melalui tujuh element transformatif untuk membangun Bojonegoro yakni visi, strategi, pengaturan, manajemen operasional, budaya, spiritual atau niat dan sistem yang dapat dipercaya. Kang Yoto menuturkan prestasi lain yang berhasil ditorehkan Kabupaten Bojonegoro adalah menjadi wakil Indonesia di Open Goverment Partnership (OGP) ditingkat dunia. Saat itu, lanjut Bupati, Bojonegoro bersaing dengan ibu kota-ibu kota negara di dunia. Untuk membangun Bojonegoro dirinya melibatkan 4 unsur yakni Akademisi, Pengusaha, Pemerintah dan lembaga non pemerintah. "Transparansi dan transformasi kita lakukan mulai dengan gelaran dialog publik, kemudian merambah sampai jagad maya atau memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai media penyalur aspirasi. Saat ini kita telah mengembangkan 79 aplikasi IT untuk mewujudkan pembangunan segala aspek di Bojonegoro.," kata Kang Yoto mengungkapkan. Lucky Agung Binarto dalam kesempatan ini mengakui bahwa semangat pemerintah Kabupaten Bojonegoro di bawah komando Kang Yoto menjadi salah satu inspirasi yang kini dikembangkan di Kantor Imigrasi Kelas Khusus di Batam. Lucky menceritakan, satu bulan menempati jabatan baru sebagai Kepala Kantor dirinya langsung mentrasformasi kepemimpinan Ala Kang Yoto ini salah satunya adalah pelayanan kepada public. Jika selama ini untuk antrian pelayanan imigrasi masih manual, bahkan masyarakat mulai antri sejak pukul 5 pagi dan antrian sampai di jalan raya, namun lanjut dia, sekarang ini pihaknya membuat kebijakan antrian pelayanan dan pengurusan dengan menggunakan media Whatsapp (WA). Sehingga dengan begitu mereka mendaftar melalui WA dan jelas tertera antrian nomer berapa dan jam berapa mereka bisa datang. "Jika selama ini harus antri mulai pagi kini setelah tahu nomer antrian maka pemohon datang 30 menit sebelumnya," sambung Lucky. Dia menuturkan bahwa inovasi yang dikembang lainnya adalah Satelit Marine Traffic Troy atau aplikasi pengecekan posisi kapal. "Jika dulu harus pengecekan manual kini dengan menggunakan satelit dapat diketahui dimana posisi kapal sebenanrnya apakah sudah masuk atau belum," lanjut Lucky. Kedepan dia akan mengupayakan APPM atau penggantian paspor secara mandiri seperti ATM. Lucky secara khusus kepada Kang Yoto menuturkan bahwa dia sengaja memboyong seluruh bidang dan pejabat di jajarannya untuk belajar di Kabupaten Bojonegoro tentang transparansi dan akuntabilitas yang dibangun oleh Kabupaten Bojonegoro. Semangat OGP, menurut dia adalah hal yang sangat luar biasa. Karena itu study Banding ini adalah untuk membuka wawasan seluruh aparatnya bahwa keterbukaan bisa dilakukan dalam hal apapun seperti yang sudah dilihat di lantai 1 dan 2 dimana semangat transparansi anggaran demikian ditonjolkan di Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. "Apa yang kita dapat di sini akan kita implementasikan," tegasnya. Kepala Kantor Imigrasi Kelas Khusus Batam ini bahkan memuji Bojonegoro sebagai kota yang bersih. Dia mengibaratkan Bojonegoro memang jauh dari Singapura namun bisa seperti Singapura. "Tapi mengapa kita yang dekat justru tidak bisa seperti Singapura. Ini akan menjadi evaluasi kita bersama," ucapnya. Selain dari Kantor Imigrasi Kelas Khusus Batam hadir pula M Yanis dari Divisi Kantor Imigrasi Tanjung Perak Jawa Timur.(dwi/kominfo)