Menteri ESDM Letakan Batu Pertama, Proyek Gas JTB Dimulai

-
25 Sep 2017
35 seen

bojonegorokab.go.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan melakukan groundbreaking (peletekan batu pertam) proyek Unitisasi Lapangan Gas Jambaran – Tiung Biru (J-TB) yang dipusatkan di Balai Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Senin (25/9/2017). 

Hadir dalam peresmian, Kepala SKK Migas, Amin Suryanadi, Kepala BPH Migas Fanshurllah Asa, Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng, Dirut PT Pertamina Elia Massa Manik, Bupati Suyoto, dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Bojonegoro.

Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan menyampaikan Lapangan Gas JTB yang dioperatori penuh oleh Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC), anak perusahaan Pertamina, ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang harus mendapat dukungan semua pihak. Dengan peletakan batu pertama ini pengembangan lapangan gas dengan total cadangan 1,1 trillion cubic feet serta kemampuan pasok sales gas per hari sebesar 172 juta standar kaki kubik (MMSCFD) selama 16 tahun dapat dilaksanakan. 

Jonan menjelaskan ada beberapa keputusan penting terkait proyek ini  yakni efisiensi capex pengembangan dari sebelumnya US$21  miliar menjadi US$1,5 miliar,  sehingga menyebabkan harga gas yang lebih terjangkau oleh pembeli akhir yaitu PLN sebesar US$7,6 MMBTU di pembangkit listrik yang berlokasi di Gresik dan Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah.

Keputusan penting lainnya, lanjut Jonan, adalah alih kelola lapangan dari ExxonMobil Cepu Limited  (EMCL), kepada PEPC, sehingga Pertamina menguasai 90 persen PI dan 10 persen sisanya dikuasai Pemda. 

“Lapangan gas J-TB adalah gabungan atau unitisasi dari bagian wilayah kerja Blok Cepu serta wilayah kerja Pertamina EP. Dengan cadangan gas yang cukup besar, pembangunan, pengelolaan, dan pemamfaatan lapangan gas JTB akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat terutama Bojonegoro Pemprov Jatim, Blora, dan Pemprov Jateng,” jelas Jonan. 

Pengembangan lapangan JTB sempat mengalami kendala pada masa sebelumnya, karena tingginya biaya pengembangan lapangan yang menyebabkan harga gas tinggi sehingga tidak dapat dijangkau oleh pembeli akhir gas.

“Ini adalah hadiah terindah bagi saya menjelang akhir masa jabatan Maret 2018 mendatang," ujar Bupati Bojonegoro, Suyoto, saat memberikan sambutan.

Bupati yang akrab disapa Kang Yoto mengungkapkan, jika proyek ini telah lama ditunggu warga Bojonegoro. Karena itu diharapkan saat konstruksi berlangsung menggunakan tenaga-tenaga kerja dari Bojonegoro.

“Banyak warga Bojonegoro yang sudah memiliki pengalaman, karena sebelumnya sudah terlibat di proyek Banyuurip,” ujar Kang Yoto.

Dalam mengerjakan proyek ini, PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaan, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) akan menggelontorkan dana investasi senilai US$1,547 miliar. Pertamina pun bertekad menjadikan JTB memberikan multiplier effect bagi ekonomi nasional. 

Dirut PT Pertamina Elia Massa Manik, mengatakan, peletakan batu pertama pengembangan J-TB akan menjadi harapan baru bagi Indonesia, khususnya untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Timur dan Jawa Tengah. 

Dengan cadangan gas J-TB sebesar 2,5 Triliun kaki kubic (TFC), Pertamina berharap industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan mendapat suplai gas yang cukup menggerakkan ekonomi nasional. 

“Pengembangan lapangan ini akan membuka lapangan kerja secara langsung maupun tidak langsung dan pada gilirannya akan mengurai angka kemiskinan yang menjadi prioritas program Presiden Joko Widodo," imbuhnya. 

Saat ini,  Pertamina masih terus menuntaskan negosiasi pengalihan hak partisipasi dalam pengembangan J-TB.  Pertamina masih memiliki PI 45 persen. Pasca alih kelola, Pertamina akan menguasai PI hingga 91 persen dan sisanya 9 persen akan dimiliki BUMD.(dwi/kominfo)