bojonegorokab.go.id – Karang Taruna harus terus berinovasi agar menjadi organisasi yang dapat berdaya saing dan berkembang. Selain itu Karang Taruna juga harus memiliki mental membantu bukan meminta, berani berusaha sendiri dan mengupayakan yang ada agar bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Demikian disampaikan Ketua Forum Pengurus Karang Taruna (FPKT) Provinsi Jawa Timur Agus Maimun saat diskusi kepemudaan bersama 30 anggota karang taruna dari 12 desa di wilayah Gayam dalam serangkaian pelatihan manajemen outbond yang dilaksanakan FPKT Kecamatan Gayam bekerjasama dengan operator Lapangan Minyak Banyuurip, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) di Tanjung Kodok Beach Resort, Paciran, Lamongan, Rabu (4/10/2017).
Kegiatan ini juga dihadiri Ketua FPKT Kabupaten Bojonegoro, Doni Bayu Setiawan, dan Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro, Sally Atyasasmi.
Menurut Agus Maimun perkembangan zaman menuntut Karang Taruna untuk lebih kreatif dalam mengembangkan potensi –potensi yang ada melalui usaha-usaha sehingga dapat mandiri.
"Era milenial ini menuntut inovasi, jangan monoton apalagi ketinggalan zaman. Jangan banyak mengeluh, bersungguh-sungguh dan berusahalah," pesan pemuda yang juga menjabat sebagai anggota komisi B DPRD Jawa Timur tersebut.
Lebih dari pada itu, Doni Bayu Setiawan, menyoroti peran karang taruna sebagai penyambung solidaritas sosial.
"Saat ini kita dihadapkan pada semangat kebersamaan, gotong royong, kesetia kawanan, kepedulian dan kejujuran yang semakin memudar," ujarnya.
Doni menilai, kondisi tersebut dapat mengancam persatuan dan kesatuan yang telah lama dibangun serta dirawat oleh para pendahulu.
"Oleh karena itu, karang taruna harus cerdas, kreatif, mandiri dan peduli terhadap sesama anggota maupun peduli dan memberi arti terhadap masyarakat sekitarnya," tegasnya.
Hal tersebut diamini Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro, Sally Atyasasmi. Dia mengungkapkan, masyarakat saat ini sedang dihadapkan pada kenyataan tentang ancaman konflik horizontal antar kelompok. Oleh karena itu, kata dia, karang taruna harus mengambil peran sebagai pengurai konflik ini.
"Karena saya menganggap karang taruna merupakan organisasi yang bisa masuk kepada semua kelompok sosial yang ada," imbuhnya meyakinkan.
Sementara itu, perwakilan EMCL, Ichwan Arifin, menyebutkan bahwa jika ingin berkembang, karang taruna harus membuat perencanaan yang matang dan kajian mendalam untuk mewujudkan tujuan.
"Jangan lupa, kalau karang taruna ingin membangun usaha, harus membuat studi kelayakan usaha terhadap usaha yang akan dilakukan," ujarnya.
Ichwan juga menjelaskan, dukungan EMCL terhadap inisiatif karang taruna mendirikan usaha lembaga outbound ini merupakan bentuk apresiasi terhadap semangat positif di karang taruna. EMCL, kata dia, juga mengapresiasi upaya para pemuda untuk mandiri.
"Kami berharap, semangat ini bisa menginspirasi, menjadikan masyarakat Gayam semakin mandiri," pungkasnya.(dwi/kominfo)