SDA Habis, Kang Yoto Ajak Pikirkan Generasi Mendatang

-
09 Oct 2017
29 dilihat

bojonegorokab.go.id – Bangsa kuat adalah kumpulan pemberi, bukan peminta. Bangsa kuat adalah kumpulan orang yang berkonstribusi, bukan pemburu warisan.

Demikan disampaikan Bupati Bojonegoro Suyoto saat menghadiri pelantikan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bojonegoro masa khidmad 2017-2018 di Ruang Angling Dharma, Senin (9/10/2017).

Bupati menjelaskan sekarang ini sumber daya alam (SDA) di Bojonegoro sudah habis dieksploitasi. Sehingga diperlukan pemikiran bersama untuk memikirkan nasib generasi mendatang.

“Bukan hanya di Bojonegoro, kekayaan alam kita habis setelah kemerdekaan. Lalu bagaimana nasib generasi mendatang ? Problem terbesar kita adalah membagi kekayaan, hal ini sudah tidak berlaku karena sudah tidak ada lagi yang bisa dibagi. Maka apa yang bisa kita berikan untuk bangsa, bukan apa yang kita dapat dari bangsa ini,” kata bupati yang akrab disapa Kang Yoto ini.

Menurut Kang Yoto, bangsa bisa menjadi gagal, negara akan gagal bila tidak mampu menggunakan kekuasaan untuk membuat rakyat lebih sehat,cerdas, produktif dan berkeadilan. Karena tidak harmonisnya antara masalah, mimpi bersama, usaha, cita cita tujuan dan usaha sinergitas anak bangsa, egoisme diri dan kelompok, menguat saat ada moment politik, krisis ekonomi.

“Kenapa susah harmonis ? Kompetensi komunikasi karakteristik tindakan bahasa dan moda komunikasi antar golongan. Sehingga kita susah berkomunikasi dengan beragam kelompok. Untuk membuat harmoni kebangsaan ini komunikasi sosial, budaya, ruang publik, birokrat dan stok pengetahuan yang luas mencakup semua lintasan. Kosa kata yang cukup dan mampu masuk di ruang ruang publik,” tutur bupati dua periode tersebut.

Kang Yoto mengungkapkan hal yang luar biasa dari masyarakat Bojonegoro adalah dimana ada suasana dan media yang tepat untuk saling berkomunikasi baik saling ejek dan lain sebagainya, namun tidak membuat saling tersinggung atau menjatuhkan. 

“Modal kebangsaan kita adalah Pancasila yang merupakan hasil pemikiran para pendahulu bangsa,” tegasnya.

Di hadapan sahabat dan sahabati PMII Bojonegoro, Kang Yoto telah memaparkan tentang esensi penting kebangsaan Indonesia. Sehingga, menjadi bekal bagi Pengurus PC MII Bojonegoro yang baru saja dilantik dan akan segera malaksanakan amanah yang diterimanya.

Pelantikan yang dirangkai dengan dialog Kebangsaan dengan mengusung tema “Harmonisasi Bernegara Demi Kedaulatan Bangsa Indonesia” ini dihadiri PMII Jawa Timur, IPNU Bojonegoro, serta jajaran pengurus dan anggota PMII Bojonegoro, serta undangan lainnya.

Ketua Panitia Penyelenggara, Sugesta Alifan Drio mengatakan reorganisasi adalah pergantian dari struktur lama ke struktur yang baru kemudian disahkan dengan dilantiknya pengurus baru.

“Tujuannya adalah untuk meneguhkan nilai Pancasila, mementingkan harmonisasi dalam kehidupan bernegara yang berlandaskan UUD 1945 dan Pancasila,” tegasnya.

Pembina PMII Bojonegoro, Ahmad Sunjani  menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh pengurus PMII cabang Bojonegoro masa khidmat 2017-2018 yang telah dilantik. Pelantikan ini sebagai momentum untuk melakukan pengabdian di PMII sesuai cita-cita besar PMII.

“Hari ini, PMII ingin meneguhkan kembali komitmen kebangsaan sejalan dengan visi NU,” ungkapnya.

Menurut Sunjadi ada dua hal yang harus disadarai oleh PMII yakni  bahaya radikalisme dan narkoba. Karena itu, dia mengharapkan, agar PMII mempunyai cinta, komitmen dan cita cita mencerdaskan kehidupan bangsa yakni manusia yang Ulul Albab yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 

Radikalisme terjadi pada pembunuhan Ali Bin Abi Tholib dan peristiwa karbala karena pemahaman agama yang setengah, kemudian di Indonesia juga ada Radikalisme pada tahun 1948 . Irsatul Ibad pendiri PMII Bojonegoro menceritakan ditahun 1985 dan 1986 mendirikan organisasi mahasiswa PMII Bojonegoro.

Sunjani mengungkapkan organisasi PMII ini sekarang menjelma menjadi organisasi yang luar biasa dimana kadernya sudah mencapai 7000 orang lebih. Organisasi PMII yang besar ini, lanjut dia, harus didukung dengan kualitas dan komitmen keislaman anggota PMII disamping rasa nasionalisme.

“Saya berpesan agar PMII jangan hanya mendemo atau melakukan unjuk rasa saja, namun harus mampu memberikan buah pikiran untuk kemajuan bangsa khususnya di Kabupaten Bojonegoro ini,” kata politisi PKB yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Bojonegoro itu.(dwi/kominfo)