Terus Sosialisasikan Dampak Narkoba dan Pornografi di Kalangan Pelajar

-
13 Nov 2017
46 seen

bojonegorokab.go.id - Bahaya narkoba dan pornografi merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi bangsa ini. Kebanyakan yang menjadi korban dari narkoba dan pornografi merupakan anak sekolah. Hal itu bisa merusak generasi muda bangsa indonesia bila hal tersebut tidak dengan cepat ditanggulangi. Berdasarkan permasalahan tersebut Kementerian Sosial mengadakan Kegiatan Penyuluhan Sosial kepada para Kepala Sekolah se- Kabupaten Bojonegoro dengan tema “peningkatan ketahanan sosial masyarakat dalam pencegahan narkoba dan pornografi”. Diharapkan dengan ini generasi muda dapat disadarkan akan bahaya dari narkoba dan juga pornografi. Acara yang diadakan di hotel Aston (13/11) hadir pula Bupati Bojonegoro, Suyoto, Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial. Kanita selaku Kepala Bidang Pelaksanaan Dan Kerjasama Penyuluhan Sosial dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan bapak ibu guru dalam pencegahan dan penanggulangan narkoba dan pornografi. "Selain itu para kepala sekolah yang hadir ini bisa memberikan pemahaman kepada para guru yangmengajar disekolah tentang bahaya narkoba dan juga pornografi. Nanti guru juga bisa mengetahui bagaimana trik atau cara sosialisasi bahaya narkoba dan juga pornografi yang bisa menarik anak muda untuk mengetahuinya," katanya. Dengan ini diharapkan dapat mengurangi jumlah anak sekolah yang memakai narkoba dan juga yang menjadi korban pornografi. Hanafi Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro menyampaikan semakin maju perkembangan teknologi, maka kita juga harus bisa mengikutinya. Sekarang kita bisa berkoordinasi mengenai pekerjaan melalui WA atau Telepon. Sehingga hal tersebut dapat memudahkan dalam berkoordinasi. "Seperti halnya hari ini ketika kita akan membahas masalah bahaya narkoba dan juga pornografi semua kepala sekolah yang hadir ini hanya mendapat uindangan lewat pesan WA saja. Hal ini karena malah yang akan dibahas adalah masalah yang sangat serius karena menyangkut masa depan bangsa kita," ujarnya. Ditambahkan kebanyakan para korban narkoba dan pornografi itu adalah anak muda atau pelajar. Maka dari itu perlu adanya pendidikan mengenai bahaya narkoba dan juga pornografi. Kepala sekolah dan juga guru harus mempunyai wawasan dan pengetahuan yang memadahi agar bisa memberikan pengetahuan ke para murid-murinya mengenai bagaimana bahaya dari pornografi dan juga narkoba itu sendiri. "Sehingga nanti anak muda kita dimana mereka merupakan masa depan dari bangsa kita bisa diselamatkan," tandasnya. Sementara itu Helmy Elisabeth Kepala Dinas Sosial Bojonegoro juga menegaskan bahwa perkembangan teknologi dan informasi sungguh sangat mengkhawatirkan bila tidak ditanggulangi. Anak yang sudah kecanduan gadet banyak dari mereka yang mungkin terlihat biasa namun hal tersebut bisa menimbulkan kelompok-kelompok apabila tidak ditanggulangi dengan serius. "Seperti halnya di Bojonegoro sendiri yang mana banyak anak Punk yang sering muncul di jalanan Bojonegoro. Dimana sebagian besar dari meraka yang bukan merupakan anak Bojonegoro, sehingga mereka harus dikembalikan ketempat asalnya," jelasnya. Menurutnya banyak diantara anak punk tersebut yang banyak menggnakan narkoba, bahkan ada yang melakukan perilaku seks bebas. Hal ini merupakan dampak dari tidak adanya pengetahuan dari penggunaan teknologi. Mereka banyak menggunaka teknolgi untuk hal-hal negatif. "Selain itu kita tidak hanya menangkap mereka, namun kita juga memberikan mereka bekal keterampilan. Sehingga mereka nanti kedepan tidak turun ke jalan lagi, danmemiliki ketrampilan untuk bekal hidup mereka. Kita juga memberikan bantuan alat untuk mereka bisa membuka usaha atau semacamnya. Sehingga mereka nanti kedepannya tidak kembali kejalanan. Kita harus saling sinergi, karena kita sendiri juga memiliki keterbatasan dan juga kelebihan tersendiri," imbuhnya. Dra. Teti Nugrahati Kepala Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial menyampaikan tujuan diadakan kegiatan ini untuk menguatkan masyarakat agar tidak terjerumus kepada bahaya narkoba dan juga pornografi. Sekali mereka terjerumus narkoba maka akan hancur masa depan mereka. "Sehingga sangat disayangkan apabila generasi muda yang merupakan generasi penerus kita terjerumus kedalam hal negatif yang merusak masa depan mereka. Mau dijadikan apa bangsa kita ini. Bila kita bisa menyelamatkan para generasi emas atau generasi muda kita, maka kita bisa menyelamatkan bangsa kita akan kehancuran," tegasnya. Kemudian acara dibuka oleh Dra Teti Nugrahati selaku Kepala Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial RI. Usai pembukaan Kang Yoto dalam sambutannya menyampaikan agar semuanya menjaga anak-anak dengan baik-baik. Diluar sana banyak anak muda yang hancur masa depannya gara-gara narkoba dan juga pornografi. "Sekalinya anak kita terjerumus ke dalam narkoba maka akan susah bagi anak kita untuk bisa lepas dari cengkraman narkoba tersebut. Maka dari itu kita harus benar-benar mendampingi anak kita agar mereka bisa terjauhkan dari bahaya narkoba," tegasnya. "Saat ini kemajuan teknologi sudah merubah cara kehidupan kita dengan cukup pesat. Hal ini bisa dilihat dari teknologi merubah cara kita berdagang yang dulu kita harus bertatap muka untuk berdagang. Sekarang kita cukup melihat lewat ponsel kita, kita bisa melakukan transaksi jual beli. Cara kita berpergian juga berubah, jika dahulu kita harus datang ke gerai penjualan tiket untuk mendapatkan tiket alat transportasi sekarang kita hanya perlu duduk diam dan memesannya lewat ponsel kita," Menurut Kang Yoto, teknologi juga merubah cara kita mengelola uang, mulai membeli barang, mebayar tagihan listrik, air, serta pembayaran asuransi. Semuanya bisa dilakukan secara on line, seperti halnya alibaba yang bergerak di bidang e-comerce, dan juga traveloka yang bergerak dibidang penjualan jasa traveling. "Maka dalam 9 kunci sukses hidup tidak pernah ditanyakan apa cita-citamu. Tapi tanyakanlah dimana kamu akan tinggal dan bagaimana cara kamu akan bertahan hidup. Karena kita tidak pernah tahu bagaimana perkembangan zaman kedepannya," tutur Kang Yoto Bupati Bojonegoro. (git/Kominfo)