bojonegorokab.go.id - Hujan deras yang mengguyur wilayah hulu menyebabkan tinggi muka air (TMA) Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro menunjukan tren naik. Diperkirakan TMA sungai terpanjang di Pulau Jawa akan menyentuh siaga I atau siaga hijau.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Andik Sudjarwo, menjelaskan trend kenaikan TMA Bengawan Solo di Bojonegoro disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tingginya curah hujan beberapa hari terakhir baik di Hulu maupun lokal Bojonegoro.
Sehingga, lanjut dia, pada pukul 12.00 wib papan duga karangnongko menunjukkan skala 26.65 mdpl, sedangkan di TBS Kota Bojonegoro menunjukkan skala 12.15 mdpl.
“Kalau wilayah madiun hujan, ditambah hujan local, perkirakan kita, petang ini sudah masuk siaga I,” ujarnya.
Dengan posisi siaga hijau atau siaga satu ini, BPBD meminta kepada seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan para camat untuk mengintensifkan informasi kepada masyarakat dengan seluruh media yang dimiliki. Terutama informasi kondisi dan keadaan khususnya untuk warga yang berada di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo.
Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain mengikuti up date cuaca dan kenaikan TMA Bengawan Solo, mengaktifkan pemantauan kondisi bantaran bengawan tanggul dan infrastruktur banjir maupun lainnya. Selanjutnya optimalisasi jaring komunikasi masyarakat, mempersiapkan dapur komunitas, inventarisasi peralatan dan relawan bencana dan selanjutnya adalah pro aktif untuk melapor cepat setiap kejadian bencana.
“Semua pihak harus tetap waspada,” pesan Andik.
Sementara itu selain banjir atau genangan akibat luapan sungai Bengawan Solo, hal lain yang harus diperhatikan adalah apabila terjadi intensitas hujan tinggi lebih dari dua jam wilayah wilayah rawan banjit bandang untuk meningkatkan kewaspadaan.
Karena, pada Kamis (16/11/2017), Banjir bandang menerjang wilayah Kecamatan Sekar dan Kecamatan Dander. Bahkan di Kecamatan Sekar juga terjadi longsor.(dwi/kominfo)