bojonegorokab.go.id - Banyak potensi di Bojonegoro jika dikembangkan akan menjadi objek wisata yang akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Demikian disampaikan Staf Ahli Bupati, Tedjo Sukmono saat rapat bersama pengembangan wisata Bojonegoro, Senin (4/12).
Tedjo Sukmono menyampaikan bahwa pertemuan ini membahas tentang pengembangan wisata di Kabupaten Bojonegoro. Dijelaskan bahwa baru baru ini Bojonegoro mendapatkan sertifikat Geo Park dari Pemerintah pusat, setidaknya ada 7 titik geo park di Bojonegoro.
Desire dari Asosiasi Desa Wisata Indonesia menjelaskan bahwa Penghidupan masyarakat yang berkelanjutan, menjadi titik point pengembangan wisata berbasis masyarakat. Bojonegoro memiliki beragam antara lain Masyarakat Samin, langen tayub, wayang thengul, batik jonegoroan, wisata alam , wisata sejarah dan wisata religi, wisata buatan dan wisata kegiatan.
“Hal utama yang perlu dilakukan adalah Bagaimana pariwisata berkontribusi kepada proses pengembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat local,” tegasnya.
Novi, salah satu penggagas Desa Wisata di Indonesia menceritakan bahwa Desa wisata, salah satu alternatif untuk melihat wisata uang berkelanjutan baik budaya lokal maupun lainnya. Dikelola dimiliki dan dikontrol oleh masyarakat sehingga keuntungan terdistribusi kembali ke masyarakat.
“Itu adalah gagasan utama dalam pengembangan desa wisata,” sambungnya.
Karena itu, setiap desa harus memiliki tema untuk menarik daya tarik wisata. Wisata berbasis masyarakat menjadi alternatif wisata dimana wisatawan akan berbaur dengan kehidupan sehari hari yang dilakukan oleh warga di desa wisata tersebut.
Hal lain yang perlu di kembangkan untuk menjadi desa wisata adalah kemampuan sumber daya manusia, kebersihan sanitasi dan infrastruktur kemudian didukung dengan culinarry dan yang tak kalah penting adalah digitalisasi.
“Untuk Bojonegoro saya melihat beberapa kawasan memiliki nilai jual yang prospektif antara lain budaya samin dan teksas Bojonegoro,” ungkap Novi.
Bupati Bojonegoro, Suyoto yang memimpin rapat mengucapkan terima kasih dan memberikan atensi kepada pihak pihak yang berkompeten. Kemungkinan apa saja yang bisa dilakukan utamanya pengembangan wisata di Bojonegoro khususnya produk wisata di Bojonegoro.
Menurut Kang Yoto ada dua karakter utama wisata di Bojonegoro yakni investor murni dan kedua adalah wisata yang membuat mereka percaya diri perlu waktu yang sangat panjang. Kang Yoto mengungkapkan, baru tiga tahun ini objek wisata di Bojonegoro mulai percaya diri.
“Pemkab memfasilitasi pembuatan produk produk baru, salah satunya geo park,” ujar Kang Yoto.
Kang Yoto menjelaskan, jualan Bojonegoro tidak pantai atau gunung, namun apa yang dimiliki Bojonegoro yang tidak dimiliki daerah lain. Kang Yoto kemudian menceritakan tentang agro wisata belimbing di Ngringinrejo adalah bentuk corporate.
Karena itu Kang Yoto berpesan kepada jajarannya segera mendefinisikan apa yang akan dikerjakan, eksplorasi masuk lebih jauh dengan pemetaan seluruh potensi yang ada di Bojonegoro. Ketiga adalag follow up melalui action plan dan cerita suksesnya.
“Bekraf telah banyak membantu menggali produk produk di Bojonegoro. Ini adalah bagian dari kreatif untuk membangun Wisata Bojonegoro. Wisata harus terintegrasi untuk membangun wisata kearah yang lebih baik,” pesannya.(dwi/kominfo)