bojonegorokab.go.id - Pj. Bupati Bojonegoro Dr. Suprianto, melakukan Pembinaan Aparatur Pemerintah Desa Se-Kecamatan Ngasem, di Pendopo Kecamatan setempat, Selasa (08/05/2018). Acara yang juga dihadiri Forpimka Ngasem, diawali dengan laporan Camat Ngasem Mahmudin. Dijelaskan bahwa Kecamatan Ngasem dengan jumlah desa 17 desa, yang sebagian besar (14 desa) adalah wilayah hutan yang memiliki permasalahan utama yakni kemiskinan. Bahkan Ngasem rangking ke 3 kecamatan termiskin di Bojonegoro. "Dengan demikian kami fokus untuk menanganinya. Bentuk penanganan tersebut adalah kita telah menjalin kerjasama dengan perhutani dengan budidaya tanaman minyak kayu putih dengan lahan seluas kurang lebih 200 hektar," ungkapnya. Dia berharap pengolahan minyak kayu putih dapat dilaksanakan di Ngasem, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. "Selanjutnya Bidang Kesehatan bahwa kecamatan Ngasem telah berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu dan bayi, yang pada Tahun 2016 untuk AKB tercatat 16 kejadian dan Tahun 2018 1 kejadian, AKI Tahun 2016 tercatat 2 Kejadian, Tahun 2018 1 Kejadian," kata mantan Camat Sumberrejo ini. Sedangkan dibidang Pendidikan lanjut dia, di Ngasem telah terbentuk PKBM dan Paket C, bahkan pada tahun ini kita telah berhasil melaksanakan Ujian Nasional Paket C berbasis Komputer yang diprakarsai oleh SMAN Ngasem. "Inilah bentuk Pemerintah hadir didalam masyarakat, " ujarnya. Sementara itu Pj. Bupati Bojonegoro Dr. Suprianto, SH.MH dalam sambutan dan arahannya dihadapan perangkat Desa dan Kades Se-Kecamatan Ngasem menyampaikan 3 hal yang menjadi isu, yang pertama adalah Isu pilkada. Dalam Pilkada, Suprianto mengingatkan Netralitas ASN terhadap pelaksanaan Pilkada. "Jangan ada ASN yang ikut dalam politik praktis seperti ikut Kampanye mendukung salah satu calon dalam bentuk apapun, bahkan ngeloke dimedia sosialpun akan kena sanksi," tegasnya. Isu kedua lanjut Suprianto, bahwa perangkat desa agar paham dan mengerti terkait aturan-aturan yang ada. Khususnya dalam pengelolaan keuangan desa, karena hal tersebut sudah menjadi tuntutan dan berbeda dengan pengelolaan keuangan sebelumnya. "Untuk agar semua perangkat mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan dengan sungguh-sungguh," tandasnya. Pj. Bupati , Supriyanto juga mengingatkan tentang Hoak atau berita Bohong yang luar biasa. Dikarenakan hoak dapat menyebabkan suatu negara hancur. "Untuk itu agar seluruh perangkat desa, untuk tidak mengshare berita-berita yang belum jelas sumbernya," jelasnya. Selain itu Pj. Bupati menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Bojonegoro tahun 2013 s/d 2017 mencapai 22 persen dan itu diatas rata-rata provinsi dan nasional, namun jika itu tanpa migas pertumbuhan pertumbuhan ekonomi Bojonegoro akan langsung terjun dibawah rata-rata provinsi dan nasional yang mencapai 5 s/d 6 persen. "Sehingga Kita tidak boleh berdiam diri dalam pengelolaan migas karena 20 s/d 25 tahun migas akan habis, untuk itu kita harus fokus dalam pembangunan ekonomi makro," imbuhnya. Dalam kesempatan itu Pj. Bupati juga berpesan pemerintah desa harus hadir dalam masyarakat melalui kebijak-kebijakannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, mensejahterakan masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan. (Dwi/Kominfo)