Pj Sekda Buka Sosialisasi Hasil Kegiatan PGD Di Bojonegoro

-
13 Jul 2018
148 dilihat

bojonegorokab.go.id - PJ Sekda Kabupaten Bojonegoro Yayan Rohman, membuka sosialisasi hasil kegiatan pendampingan Gizi desa (PGD) di Kabupaten Bojonegoro tahun 2018 di ruang Creative Room Gedung Pemkab Bojonegoro, Jumau (13/07/2018). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Bojonegoro tentang pentingnya gizi bagi kesehatan masayarakat. Dr. Andriyanto, SH, M.Kes selaku Direktur Akademi Gizi Surabaya menyampaikan pihaknya mengerahkan 30 ahli gizi yang tersebar di 30 desa di 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Kanor dan Kecamatan Kalitidu. "Kegiatan ini sudah dilakukan mulai dari bulan Februari sampai dengan Juli 2018, sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat desa setempat," ungkapnya. Selain itu yang menjadi sasaran khusus untuk mendapat pendampingan gizi desa adalah balita dengan status gizi kurang dan ibu hamil dengan status gizi kurang. "Harapan kami adalah masyarakat di desa tersebut bisa secara mandiri menangani permasalahan gizi di tingkat keluarga sehingga keluarga tersebut bisa menjadi keluarga sadar gizi. Selama disini kita juga mengalami kendala, dimana kita kurang mendapatkan data yang valid mengenai kondisi status gizi masyarakat Bojonegoro, sehingga solusi kesehatan yang diberikan menjadi bias. Perlu adanya revitalisasi data sehingga data yang diperoleh bisa valid," paparnya. Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Ninik Susmiati, SKM., M.Mkes. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan satu-satunya pilot project pendamping gizi di Indonesia dan hanya ada di Bojonegoro. Diharapkan dengan adanyanya pendampingan gizi ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat Bojonegoro, sehingga masyarakat Bojonegoro bisa lebih paham tentang pentingnya gizi. "Kegiatan ini diharapkan ada kelanjutannya. Di Bojonegoro sendiri kami memiliki kendala dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya gizi diantaranya adalah: minimnya tenaga kesehatan yang ahli gizi dimana hanya ada 7 ahli gizi di 7 puskesmas dari 36 puskesmas. serta kurangnya pengetahuan masyarakat akan pengetahuan gizi," tuturnya. Diharapkan kedepan disetiap Puskesmas di Bojonegoro memiliki 1 ahli gizi, sehingga sosialisasi akan gizi bisa lebih menyeluruh. Dalam kesempatan itu PJ Sekda Kabupaten Bojonegoro Yayan Rohman, AP, MM menegaskan bahwa isu kesehatan di bidang gizi saat ini adalah anak balita stunting (pendek), anak balita gizi buruk, ibu hamil kurang gizi, angka kematian ibu (AKI), angka kematian Bayi (AKB). "Anak balita merupakan generasi penerus bangsa yang apabila saat ini mengalami kurang gizi maka akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang kurang baik," tandasnya. Untuk itu kata Yayan, Pemerintah selalu berusaha memperbaiki masalah gizi sejak bayi dalam kandungan. Salah satu upaya inovasi untuk memperbaiki masalah gizi adalah dengan mengubah perilaku masyarakat menjadi masyarakat yang paham tantang gizi sehingga mampu menuju menjadi keluarga sadar gizi. Cara tepat untuk mengubah perilaku masyarakat adalah dengan melakukan pendampingan kepada keluarga. Hal ini memerlukan komunikasi yang baik agar pesan yang ingin disampaikan bisa diterima oleh masyarakat. "Kami mengucapkan terima kasih kepada Akademi gizi surabaya dan dinkes kab. Bojonegoro yang telah berupaya melakukan kegiatan inovasi Pendampingan Gizi Desa (PGD) semoga membawa perbaikan masalah Gizi di kabupaten Bojonegoro. Serta semoga kedepan akan terpenuhinya tenaga ahli gizi di setiap Puskesmas," pungkasnya. (Dwi/Kominfo)