bojonegorokab.go.id - Menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro melakukan pemantauan kesehatan kondisi hewan qurban yang mulai ramai dijual diwilayah Bojonegoro,Senin (20/08/2018). Petugas dari Dinas Peternakan dan Perikanan ini melakukan pemantauan di penjual hewan qurban di Jl. MH Thamrin tepatnya di depan Polres Bojonegoro. Menurut petugas dari pemeriksaan di tempat ini kondisi hewan relatif aman, memang ditemukan beberapa hewan ternak yang belum poel dan satu sakit mata. "Yang belum poel di berikan tanda dan agar penjual tidak menjual karena tidak memenuhi syarat dan hukumnya," ungkap Edi salah satu petugas dari Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro. Dijelaskan bahwa dalam pemantauan hewan qurban harus memperhatikan P3KD yakni tidak pincang, tidak penyakitan, tidak sakit mata ( tidak picek ), tidak kurus dan sudah dewasa. Suyono salah satu pedagang kambing dari Ledokkulon ketika ditemui humas menjelaskan bahwa untuk tahun ini relatif sepi dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Suyono, sejak Kamis lalu baru 18 ekor kambing yang terjual dengan harga bervariasi yakni mulai Rp 2 juta sampai Rp 5 juta. Lesunya penjualan kambing ini karena beberapa hal antara lain harga kambing yang relatif mahal serta dampak ekonomi. Sementara itu Dian peternak sapi diwilayah Ledokwetan menuturkan bahwa dari 14 sapi yang dimilikinya semua sudah terjual, yang terberat dengan bobot 572 kilogram dengan harga jual mencapai Rp 20 juta lebih. Sementara itu Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro,. Ardiyono Purwiyanto menjelaskan bahwa pihaknya sudah sejak 2 Minggu lalu melakukan pemantauan hewan ternak yang mulai marak dijual diwilayah Bojonegoro. "Untuk tim yang langsung turun ada 11 dokter hewan dan petugas Peternakan. Selain itu seluruh mantri dan petugas yang diwilayah Kecamatan juga diintensifkan untuk melakukan pendataan," katanya. Ditambahkan beberapa waktu lalu pihaknya juga memberikan pelatihan kepada petugas dan takmir Masjid yang akan menjadi panitia qurban. "Kami juga menghimbau agar sapi betina yang produktif agar tidak dikurbankan hal ini untuk menjaga populasi ternak diwilayah Bojonegoro," imbuhnya. Masih kata Ardiyono, kondisi hewan ternak Bojonegoro relatif aman dari penyakit antrak maupun kuku dan mulut. Namun untuk antiseptik pihaknya akan mengintensifkan pos pemantau hewan disetiap titik utamanya yang berada di perbatasan. (Dwi/Kominfo)