Mbranding Bojonegoro

Admin
06 Nov 2018
50 seen

bojonegorokab.go.id - Coba tanyakan tiap kali bertemu dengan orang luar Bojonegoro apa yang mereka gambarkan ? Jika semakin banyak yang disebut bisa jadi dia sangat mengenal Bojonegoro dengan baik tapi jika satu dua hal saja yang disebut ia mungkin mengenal Bojonegoro melalui temannya, dengar-dengar atau melalui media. Tapi kalau ada yang menjawab dengan pertanyaan : Bojonegoro itu sebelah mana ? Tanda bahwa anda berbicara dengan orang yang sama sekali tak mengenal Bojonegoro. Saya beberapa kali bertemu dengan orang yang seperti ini, seperti saat saya tak mengenal kota-kota yang belum pernah saya kunjungi ketika berkenalan dengan seseorang asal dari sebuah kota. 

Banyak tanda sebenarnya untuk mengenal kota kecil ini tapi tanda-tanda itu tak seutuhnya bisa menggambarkan Bojonegoro. Semisal ledre, padahal ledre hanya diproduksi di sebagian kecil desa tapi Bojonegoro pernah disebut sebagai kota ledre padahal tak bisa seutuhnya menjelaskan Bojonegoro. Lalu blok migas, blok cepu yang wilayahnya lebih banyak di Bojonegoro tapi nama blok-nya diambil dari sebuah nama kecamatan di Jawa Tengah. Padahal tak seutuhnya potensi Bojonegoro tak hanya migas mulu dan tak semuanya warga Bojonegoro bisa bekerja di migas. 

Lalu Bengawan Solo. Sampean mungkin sudah tahu bahwa sungai terpanjang di Jawa ini yang paling panjang alirannya berada di wilayah Bojonegoro tapi namanya tetap pakek "solo" ndak ada Jonegarannya sama sekali. Dan Bojonegoro pioner yang menggelar festival di sungai ini tapi tetap saja namanya ada solonya. Lalu potensi fosil yang berserak dari ujung barat, selatan hingga ke timur. Potensi fosil kehidupan masa lampau yang paling lengkap mulai dari hewan laut purba, hewan darat purba, manusia purba, tumbuhan purba dan lain sebagainya. 

Jika mau mengklaim Bojonegoro lebih lengkap koleksinya dibanding museum sangiran sekalipun. Lalu soal kwalitas jati Bojonegoro dengan pengrajin mulai di Kecamatan Margomulyo, Kasiman dan kota sudah terdengar lama hingga keluar negeri. Kwalitas jati Bojonegoro dalam sejarahnya juga sudah masyhur dan jaminan mutu terbaik. Gerabah di Malo juga sering dikirim ke beberapa kota sebagai gerabah dengan kwalitas bagus dan indah. Salak Wedi yang manisnya unik dan lembut, belimbing, jambu dan buah lainnya yang mulai membiak di beberapa tempat. 

Lalu wisata desa serta wisata rintisan lainnya yang sudah mulai populer serta dikunjungi wisatawan. Wisata-wisata tersebut sepertinya akan bertambah di beberapa titik hingga diproyeksikan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan. Dan lagi tambahan amunisi soal isu wisata adalah geopark nasional dengan geosite-nya di beberapa titik. Jika wisata tersebut sudah mapan sangat bisa disambungkan kesenian tradisi yang kini menggeliat banyak tanggapan diantaranya jaranan, sandur, tari, wayang thengul dan lain sebagainya. 

Itu diantaranya potensi yang sudah dikenal lama. Potensi yang sangat bisa menyokong mbrending Bojonegoro menjadi kota kecil yang keren dan terancam kaya raya sebab DBH migas makin kesini makin menggiurkan. Belum lagi tambahan brending kreatifitas baru yang mulai muncul dari komunitas-komunitas fotografi, videografer, youtuber, sineas indie, seniman dan lain sebagainya. Mbrending Bojonegoro tidak hanya mengangkat satu dua potensi dan membiarkan potensi lainnya. 

Tapi mendorong semua potensi agar mengemuka ke publik regional hingga internasional. Semua diblowup penuh untuk menguatkan branding agar kelak orang mengenal Bojonegoro tak hanya satu dua potensi saja tapi banyak hal, banyak imajinasi yang bisa ditemukan disini. Lalu bagaimana melakukannya ? Selain memberdayakan potensi-potensi tersebut bisa juga dilakukan dengan langkah awal berupa festival atau event lainnya sebagai promosi sekaligus menarik jumlah kunjungan. 

Jika benar gosip dan kabarnya akan ada 50-an festival di Bojonegoro pada tahun depan maka hal tersebut sudah sesuai jalannya, sudah dalam skenario besar. Festival adalah media, alat untuk menyampaikan pesan bahwa disini ini ada potensi-potensi tersebut, festival bukan tujuan akhir dan tentu ada alat lain yang bisa digunakan tergantung kreatifitas menemukan media tersebut. 

Lalu ada yang berfikiran bahwa kerja mbrending adalah kerja pembuatan tagline dan logo sebenarnya hal tersebut adalah bagian dari pencarian bentuk media promosi. Pencarian tagline serta logo hanya langkah awal serta kerja kecil untuk menyampaikan pesan kepada publik agar pesannya nyampe ke dalam benak semua orang bahwa semua itu ada di Bojonegoro. Semua potensi diantaranya yang telah tersebut diatas ada di Bojonegoro, disinilah tempatnya. Penulis : Didik Wahyudi