bojonegorokab.go.id - Bupati Bojonegoro Anna Muawanah menghadiri Lokakarya Tata Kelola dan Masa Depan Industri Migas di Hotel Aston Bojonegoro, Senin (10/12). Lokarkaya yang diikuti 50 peserta ini dari unsur organisasi kemahasiswaan dan organisasi kepemudaan Tuban dan Bojonegoro ini bertujuan berbagi informasi dan gagasan dengan para pemangku kepentingan (khususnya para pemuda yang bergabung di Organisasi Kemasyarakatan Pemuda – OKP, aktivis mahasiswa intra dan ekstra kampus) tentang pengelolaan migas di Indonesia dan lebih spesifik di Kabupaten Bojonegoro – Tuban). Dalam Kesempatan itu Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah sangat menagpresiasi kegiatan ini karena dilaksanakan di Bojonegoro. "Kami sangat banyak undangan untuk membedah minyak tetapi tidak di Bojonegoro," ungkapnya. Bupati Anna juga menyampaikan bahwa Bojonegoro pada tahun 2019 diprediksi menjadi penyangga energi nasional sebesar 30 persen, hal tersebut dibuktikan pada Tribulan III 2018 produksinya telah mencapai 215.999 barel perhari. "Sehingga Bagi Bojonegoro pendapatan minyak ini merupakan bagian struktur di APBD melalui Dana Bagi Hasil Migas (DBH Migas), dan besaran DBH Migas ini tergantung 3 (tiga) komponen yakni Total Produksi, ICP (Harga Minyak Dunia) dan Kurs, dan kesemuanya tersebut harus dicermati oleh pemerintah kabupatenBojonegoro," jelasnya. Ditembahkan sebagai gambaran APBD 2019 diawal bulan Nopember mendapatkan tambahan dana bagi hasil migas sebesar Rp 1,2 Trilyun yang sebelumnya ditetapkan dibulan Oktober sebesar Rp 3,5 trilyun. "Sehinnga total APBD Bojonegoro Tahun 2019 mencapai Rp 4,7 Trilyun dan penggunaan anggaran tersebut kami tuangkan dalam RPJMD 2018 – 2023, dengan program-program yang telah kami tetapkan," ungkapnya. Hadir dalam acara itu pula Kepala Bakesbangpol Drs. Kusbiyanto, Didik Setyadi - Kadiv Formalitas SKK Migas yang serkaligus sebagai nara sumber dan Erwin Maryoto - VP Public Affairs EMCL juga sebagai nara sumber. (Dwi/Kominfo)