bojonegorokab.go.id - Bupati Bojonegoro DR Hj. Anna Mua'wanah membuka sekaligus memberikan pengarahan pada pembinaan aparatur pemerintah desa se - kecamatan Kalitidu, di pendapa kecamatan setempat, Kamis (13/12). Kegiatan ini dihadiri ini jajaran Forpimcam Kalitidu, serta kepala desa dan juga perangkat desa, kepala sekolah, dan kepala Puskesmas di wilayah tersebut. Acara ini mengambil tema "Menjadikan Bojonegoro Sebagai Sumber Ekonomi Kerakyatan dan Sosial Budaya Untuk Terwujudnya Masyarakat yang beriman dan berdaya saing ". Dalam arahannya, Bupati Anna memuji laporan Camat Kalitidu yang berbasis Data. "Sehingga dengan data yang ada kita bisa melakukan intervensi untuk membuat kebijakan yang sesuai," katanya. Namun menurut Bupati data yang disampaikan tidak linier dimana ADD desa Leran, Talok, terbesar ke-3 tapi belum bebas ODF. "Itu berarti ada pembangunan yang tidak terencana, penggunaan anggaran belum sesuai kebutuhan pokok desa tersebut, " ujarnya. Selain itu bupati Bojonegoro menyampaikan bahwa untuk kedepan jalan antar Kecamatan harus Beton, jalan antar Desa harus Aspal atau kalau perlu untuk beton ya harus dibeton. "Paving hanya digunakan untuk jalan antar lingkungan. Sehingga Pemkab tahun 2019-2021(Maksimal)jalan harus tuntas termasuk jembatan dan juga PJU( Penerangan jalan Umum)," tegas Bu Anna sapaan akrab Bupati Bojonegoro. Selain itu masih kata Bu Anna nanti kedepan pemkab Bojonegoro akan memberikan dana insentif Desa. Tentu saja pemberian dana insentif desa ini harus memenuhi criteria. "Jadi belum tentu semua desa bisa mendapatkan dan insentif desa ini. Pembangunan dan penganggaran akan kita fokuskan ke desa sepanjang ada perencanaan yang matang dan sesuai dan data yang digunakan Valid," tandasnya. Selain itu bagi desa yang belum mengikuti siskudes harus dan wajib mengikuti siskudes. Karena siskudes merupakan format pelaporan penggunaan anggaran lewat BPKP (Badan pemeriksaan keuangan pusat). Nanti kedepan pembangunan infrastruktur jalan akan difokuskan didaerah-daerah yang menjadi lumbung kemiskinan. Dimana akses untuk sekolah saja susah sehingga banyak terjadi pernikahan dini. Diharapkan dengan begitu bisa mengurangi angka kemiskinan dan juga angka pernikahan dini. Data dari BPS mengatakan angka kemiskinan di Bojonegoro Turun 1,18% dari 14,78% menjadi 13.47%. kedepan kita targetkan penurunan kemiskinan dalam 1 tahun itu 1,5%-2%. "Penyumbang kemiskinan itu kesehatan, pendidikan dan akses ekonomi, Diantaranya adalah akses permodalan dimana dapat dilayani oleh BPR (Bank Perkreditan Rakyat) yang mana biaya administrasinya 0,5% setahun. "Karena bila tidak punya akses permodalan merupakan salah satu factor kemiskinan. Pemkab punya program pembiayaan pedagang produktiv. Sehingga dengan bantuan ini akan membantu para pedagang dalam mencari akses permodalan. Selain itu ada kartu petani produktif, untuk membantu para petani. Ada juga santunan kematian kepada keluarga yang kurang mampu," ucap Bupati menambahkan. Selain itu Bupati Bojonegoro juga memperingatkan kepala desa untuk tidak dengan mudah memberikan surat keterangan miskin karena BPJS sudah ditanggung oleh Pemkab Bojonegoro. "Kesan orang luar Bojonegoro ketika datang kesini memiliki kesan bahwa Bojonegoro itu hijau, Bojonegoro itu bersih. Sehingga citra baik yang sudah dikenal oleh orang luar harus kita jaga, jangan kita buang sampah sembarangan. Kalau saya ke kantor desa akan saya lihat dulu toiletnya. Karena mudah bagi saya untuk melihat dan menilai kebersihan di kantor desa lihat saja toiletnya, jika bersih toiletnya berarti bersih juga kantor desanya. Kalau toilet desa bagus dan bersih akan kita kasih insentif, dan jika kotor kita tidak kasih insentif. Karena toilet saja tidak diurus apa lagi yang lain. Toilet tidak bagus iu menunjukkan bahwa “Cakep Dimukanya Saja/ diluarnya dipoles bagus, namun dalamnya masih kotor”. Toilet dianggap hal yang remeh tidak berguna , apalagi barang tidak berguna saja diurus dengan baik pasti yang lain juga akan bersih. Sehingga ini menandakan bahwa hal kecil yang tidak dianggap bila diurus dengan baik akan bisa memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat Bojoengoro. Maka dari itu kita dalam membangun Bojonegoro harus bisa “saling asah, saling asuh, saling asih” dengan berbagai pihak. Karena pembangunan Bojonegoro membutuhkan semua pihak," pungkasnya. Sebelumnya Camat Kalitidu Mochlisin dalam laporannya menyampaikan bahwa di kecamatan Kalitidu ada 18 desa, 47 dusun, 79 Rw, 292 Rt. Jumlah Penduduk kecamatan Kalitidu 50,842 jiwa yang terdiri perempuan 25280 jiwa, laki-laki 25562 jiwa, sedangkan angka kemiskinan di kecamatan kalitidu PBDT pemutakhiran Basis Data Terpadu 2015 yang didapat dari BPS angka tertinggi kemiskinan ada di desa Grebegan 57% dari total penduduk yang berjumlah 1770 yaitu sekitar 1011. Sedangkan angka kemiskinan terendah adalah desa sumengko sekitar 22% dari total penduduk 2611 atau sekitar 286. "Jadi Total angka kemiskinan di kecamatan Kalitidu berdasarkan PBDT adalah 19727 dari total 50842 jiwa. Sedangkan untuk APBDes 2018 rata-rata desa mendapatkan 1,4 M, dimana yang tertinggi itu 1,6 M ada di desa sumengko, Talok, DAN Desa Leran, sedangkan yang terkecil itu 1,2 M yaitu desa Kalitidu dan desa Mayanggeneng," tuturnya. Sedangkan Untuk masalah ODF ada 7 desa yang belum ODF yaitu desa Sumengko, Grebegan, Mojosari, Pumpungan, Leran, Pilangsari dan Wotangare. Untuk siskudes yang sudah berjalan hanya 3 yang masih belum berjalan dari 18 Desa, yaitu desa Grebegan, Leran, dan Desa Talok. Sedangkan untuk Rumah tidak Layak Huni tahun 2017 itu ada sekitar 837 Rumah Tidak Layak Huni, yang paling Banyak berada di desa Brenggolo ada 229 Rumah tidak layak huni, sedangkan yang terkecil itu Desa Mayanggeneng ada 4 yang tidak layak huni. Selain untuk angka kematian yang tertinggi ada di puskesmas kalitidu ada 6 bayi yang meninggal sementara untuk kematian ibu ada 1 di puskesmas Pumpungan karena memiliki riwayat penyakit bawaan. Untuk jumlah bayi terbanyak berada di desa Mayangrejo ada 3 bayi. "Sementara di bidang pendidikan SMPN 1 Kalitidu menjadi sekolah rujukan nasional, sedangkan untuk SMAN 1 Kalitidu mendapatkan The Most Favorit School In Quality Educations Program Of The Year 2018," paparnya. (Git/Kominfo)