Sektor Pertanian Menjadi Skenario Musim Kemarau

-
28 May 2015
1.920 dilihat

bojonegorokab.go.id -  Menghadapi musim kemarau  Pemerintah Kabupaten Bojonegoro ini, menyiapkan beberapa skenario alternatif untuk menghadapi datangnya musim kemarau khususnya adalah diwilayah pertanian di Bojonegoro.  Rapat yang berlangsung di Ruang Batik Madrim Kantor Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Kamis (28/5/2015) membahas beberapa agenda diantaranya penyelamatan lahan pertanian khususnya adalah tanaman pangan.

Dalam rapat ini selain membahas kesiapan untuk mengatasi kekeringan juga membahas tentang upaya penyelamatan lahan pertanian di wilayah Bojonegoro. Karena berdasarkan pemetaan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian saat ini  luas tanamam sampai dengan bulan Mei ini tanaman padi seluas 136.717 hektar.

Dari jumlah ini yang sudah panen seluas 74.133 hektar sedangkan sisanya seluas 62.585 hektar masih berusia antara 40-60 hari. Dari jumlah yang belum panen ini 22.000 hektar lebih berada di daerah irigasi jadi relatif aman. Sedangkan untuk sawah tadah hujan mencapai kurang lebih 40.585 hektar, 6.000 hektar berada dilokasi yang dekat dengan sumber air seperti embung dan lain sebagainya. Sehingga terdapat 34.585 hektar tanaman padi yang membutuhkan perhatian serius.

Melihat hal ini UPT Dinas Pekerjaan Umum pengairan Propinsi Jawa Timur, Moch Tarom dalam kesempatan ini menjelaskan bahwa Waduk pacal selama ini menjadi penyangga untuk ketersediaan air diwilayah Bojonegoro tengah dan timur.

Dijelaskan bahwa saat ini waduk pacal elevasinya mencapai 113,4 dengan jumlah air mencapai 16 juta kubik. Dan pada tanggal 28 Mei ini sisa air waduk pacal mencapai 9 juta 100 kubik. Diharapkan akan mampu mengairi areal tanaman dibeberapa wilayah. Namun akan dilakukan pengaturan yang sistematis sehingga tidak akan menimbulkan konflik diantara para petani yang membutuhkan air.

Hal senada juga disampaikan oleh kepala Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro yang akan melakukan pengaturan pendistribusian air diwilayah aliran sungai pacal. Menurut Edy Susanto pengaturan giliran air ini akan dilakukan dalam dua periode yakni untuk wilayah Bojonegoro tengah meliputi Kecamatan Kapas, balen dan sebagian Kecamatan Sumberejo. Sedangkan untuk giliran kedua di wilayah Timur Bojonegoro meliputi Kecamatan Kanor, Kepohbaru dan sebagian wilayah baureno. Dijelaskan melihat luasnya areal tanaman ini maka pihaknya akan memperpanjang waktu selama enam hari kedepan. Hal ini untuk mencegah kematian tanaman akibat kekurangan pasokan air.

Asisten I, Djoko Lukito saat memimpin rapat ini menjelaskan bahwa kita harus bisa memprioritaskan untuk melakukan penyelamatan areal tanaman padi yang sudah terlanjur tanam. Kepada para camat agar menginformasikan kepada masyarakat bahwa saat ini kita sudah memasuki musim kemarau. Oleh karenanya jangan memaksakan diri untuk menanam tanaman yang banyak membutuhkan air.  Hal ini dilakukan agar menghindari kerugian yang dialami oleh petani kita. Kini untuk tanaman yang sudah terlanjur ditanam maka diperlukan perhatian khusus.

Bagi daerah yang masuk wilayah irigasi dan dekat dengan sumber air tentu tidak menjadi masalah. Namun bagi areal pertanian yang jauh dari jangkauan irigasi dan sumber air ini yang harus mendapatkan perhatian. Hanya saja kitapun tidak bisa memaksakan diri apabila memang jauh dari jangkauan sumber air. Oleh karenanya, sekali lagi dirinya menghimbau agar petani kita tidak memaksakan diri menanam tanaman yang membutuhkan banyak air. (Mbang/Dinkominfo)