bojonegorokab.go.id – Membangun Bojonegoro khususnya masyarakat yang masih belum tersentuh pendidikan, perlu dilakukan berbagai hal diantaranya menciptakan masyarakat Bojonegoro terwujud menjadi Wong Jonegoro Sehat, Produktif dan Bahagia Berkelanjutan.
Salah satu kegiatan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang telah terprogram dengan baik dan sedang dalam awal proses implementasinya adalah Gerakan Desa Sehat dan Cerdas (GDSC). GDSC merupakan kegiatan pendukung pada 4 (Empat) sasaran pembangunan di Desa yaitu pertama, Manusia yang cerdas, sehat dan produktif. Kedua, Lingkungan yang sehat, nyaman dan produktifitas. Ketiga, Infrastruktur. Keempat, Kelembagaan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro, Khusnul Khuluq menjelaskan bahwa manusia yang cerdas, sehat dan produktif bisa tercapai melalui pengembangan sikap, pengetahuan dan ketrampilannya (Skill). Maka program GDSC harus didukung dengan kegiatan ambisius untuk mengajak dan membawa anak-anak Bojonegoro yang tidak bersekolah ke sekolah sesuai dengan usianya, dan gerakan inilah yang disebut Gerakan Ayo Sekolah (GAS).
Ditambahkan Khusnul, semua anak Bojonegoro harus kembali ke sekolah, untuk itu berdasarkan verifikasi data bisa disampaikan bahwa anak tidak sekolah pada usia 7 – 8 tahun adalah untuk SD sejumlah 667 anak, SMP berjumlah 1.103 anak, SMA berjumlah 2.221 anak, sedangkan DO untuk Sekolah Dasar (SD) berjumlah 1.330 anak, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sejumlah 3.760 anak, Sekolah Menengah Atas (SMA) sejumlah 3.042 anak.
Masih menurut Khusnul Khuluq, untuk wilayah Kecamatan data anak yang tidak sekolah, tertinggi masih berada di Kecamatan Ngraho sebesar 439 anak, selanjutnya Kecamatan Ngasem sejumlah 353 anak, sedangkan untuk Kecamatan Dander sejumlah 383 anak, dan Kecamatan Sukosewu berjumlah 215 anak, serta Kecamatan Tambakrejo berjumlah 134 anak.
“ Untuk Kecamatan lain semuanya dibawah 100 anak yang tidak bersekolah, hal ini menjadi tanggungjawab bersama agar mereka ikut merasakan dunia pendidikan, dengan penambahan anggaran dari sektor Minyak yang saat ini di miliki oleh Bojonegoro,” Jelas Khusnul Khuluq dengan harapan pada tahun ini bisa terbebas dari anak putus sekolah. (Git/Dinkominfo)