Bupati Bojonegoro dan Kepala SKK Migas Hadiri Tajak Sumur Gas Jambaran-Tiung Biru

-
09 Oct 2019
73 seen

bojonegorokab.go.id – Bupati Bojonegoro menghadiri prosesi Tajak Sumur atau Spud In Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran – Tiung Biru (JTB) oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Rabu (9/10/2019). Tajak sumur ini juga dihadiri oleh Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto; Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), Dharmawan H. Samsu; dan jajaran Forpimda Bojonegoro. Proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dikelola oleh PEPC merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). "Tajak Sumur ini merupakan capaian kami berikutnya dalam mengawal Proyek Strategis Nasional atau PSN,” ujar Dharmawan H. Samsu dalam sambutannya. Tajak Sumur merupakan rangkaian kegiatan operasi pengeboran. Pertamina EP Cepu telah mengawali sosialisasi kepada masyarakat beberapa waktu lalu. Tajak Sumur ini sejalan dengan visi Pertamina sebagai World Class National Energy Company, dimana seluruh kegiatan dalam Proyek JTB ini dilakukan dengan penerapan prinsip-prinsip HSSE Excellence. Pertamina EP Cepu sebagai operator tunggal wajib mengaplikasikan dan mengintegrasikannya dalam setiap fungsi dan struktur bisnis. Sesuai dengan semboyan HSSE PEPC “SPIRIT to Zero, Zero Accident, Kami Pilih Bekerja Selamat. Proyek pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran – Tiung Biru terdiri dari beberapa scope of work, seperti pengembangan 4 (empat) sumur di Jambaran East, 2 (dua) sumur di Jambaran Central, pengerjaan pipa pengumpul sepanjang 6,6 km, pengerjaan fasilitas pemrosesan gas atau Gas Processing Facility (GPF) yang telah mencapai 36,91%. GPF JTB mempunyai kapasitas 330 juta standart kaki kubik per hari (MMSCFD). Pengerjaan jalur pipa fluida yang tersambung dengan CPF Lapangan Banyu Urip, pengerjaan jalur pipa sales gas sepanjang 11,3 km, pembangunan stasiun pengukuran sales gas dan juga pembangunan infrastruktur dan pendukung operasi seperti perkantoran, gudang, bengkel, rumah ibadah dan perumahan. Pengeboran JTB telah dimulai sejak September 2019. Pertamina EP Cepu bekerjasama dengan Pertamina Drilling Services Indonesia atau PDSI. PDSI menggunakan Rig Nomor 40.3/DSI 1500-E dengan melibatkan 42 kontraktor di bawah kendali putra-putri terbaik Indonesia. Jamsaton menjelaskan pekerjaan akan dimulai dari tapak sumur Jambaran East, yang meliputi 3 sumur pemboran baru, yaitu Sumur JAM-3, JAM-5 dan JAM-8. Sedangkan 2 (dua) sumur lainnya, terletak di tapak sumur Jambaran Central, yaitu Sumur JAM-6 dan JAM-7. “Pekerjaan lainnya, adalah mengerjakan re-entry 1 (satu) sumur existing, yaitu sumur JAM-4 ST dengan melakukan completion dengan rangkaian pipa produksi yang tahan gas H2S.” pungkas Jamsaton. Produksi gas yang dihasilkan oleh Proyek JTB sebesar 192 MMSCFD nantinya akan dialirkan melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang. Dengan cadangan gas sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF), JTB diharapkan dapat memberikan multiplier effect, khususnya untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur. PT Pertamina (Persero) optimis PEPC yang sebelumnya telah menyumbang 25% produksi minyak mentah nasional melalui Lapangan Banyu Urip akan menunjukkan komitmen kerjanya dalam mengawal proyek JTB agar selesai sesuai target. Proyek JTB diproyeksikan akan meningkatkan pendapatan negara dari US $3,61 miliar selama kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC). (Dwi/Kominfo)