bojonegorokab.go.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab Bojonegoro, dapat melaksanakan deteksi paparan virus corona atau Covid-19 secara cepat dan tepat. Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan telah memberikan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) kepada RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. TCM dari Kementerian Kesehatan telah diterima RSUD Sosodoro Djati Koesoemo pada Kamis (14/5/2020) lalu. Kemudian dilakukan pengaturan-pengaturan, termasuk menyiapkan ruangan, sumber daya manusia (SDM) sebagai operator dan sistem rujukan yang jelas sesuai standar Kementerian Kesehatan. "Hari ini dilakukan uji coba sebelum alat itu digunakan," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bojonegoro, Masirin, Senin (18/5/2020).
Dijelasakan, keakuratan hasil TCM sama dengn Polymerase Chain Reaction (PCR). TCM merupakan salah satu metode pemeriksaan yang bisa menghasilkan reaksi cepat. Alat ini melacak keberadaan antigen virus corona dalam cairan spesimen. "Tingkat akurasinya cukup tinggi, yakni 95 persen," tegas Masirin. Jenis pemeriksaan TCM sebelumnya dikenal untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis (TB) berdasarkan pemeriksaan molekuler. Pemeriksaan pada TCM ini menggunakan dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge. Tes ini akan mengidentifikasi RNA pada virus corona pada mesin yang menggunakan cartridge khusus yang bisa mendeteksi virus ini. Hasil tes TCM ini dapat diketahui dalam waktu kurang dari dua jam, untuk menentukan pasien positif maupun negatif.
Saat ini mesin pemeriksaan tes TCM ini sudah terdapat di banyak rumah sakit, termasuk di RSUD dr. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Dengan TCM ini tes tidak perlu melakukan pemeriksaan spesimen ke laboratorium seperti PCR yang sebelumnya dilakukan dengan jangka waktu tiga sampai enam hari hasilnya baru keluar. Masirin menambahkan, dengan mengetahui kepastian hasil lebih awal dapat dilakukan tindakan secara tepat dan tepat untuk memutus matai rantai sebaran Covid-19. "Kita bisa melalukan tracking atau penelusuran terhadap orang-orang yang pernah kontak dengan pasien positif dengan cepat, sehingga bisa mencegah penyebaran lebih luas," pungkas Masirin.. (Dwi/Kominfo)