Bangun Transparansi Desa Melalui Sistim Informasi

Admin
12 Aug 2015
1.106 dilihat

Era transparansi menjadikan tuntutan masyarakat akan kebutuhan informasi semakin tinggi. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Bojonegoro terus berupaya mengembangkan sistim informasi dengan memaksimalkan sarana yang ada.

Salah satunya adalah melalui website desa (webdes) yang sudah terbentuk di 35 desa di Bojonegoro. Melalui media ini, diharapkan sistim informasi yang dibutuhkan masyarakat dapat terkelola dan tersampaikan dengan baik oleh desa.

"Kita sudah meminta kepada masing-masing kepala bidang untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui masyarakat. Caranya menggali masukan dalam setiap forum kepala desa di tingkat kecamatan," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Bojonegoro, Kusnandaka Tjatur P di ruang kerjanya, Senin (10/8/2015).

Menurut dia, dengan adanya webdes ini pemerintah desa dapat menyampaikan kebijakan-kebijakan yang akan dan sedang dilakukan. Mulai dari keberhasilan pembangunan, rencana kegiatan, hingga mempromosikan potensi dan peluang usaha yang ada di masing-masing desa

"Karena itu kita akan memperkuat sistim informasi di webdes untuk menyebarkan informasi sesuai kebutuhan masyarakat," tegas Kusnandaka.

Caranya, lanjut dia, mendorong karang taruna di masing-masing desa untuk menjadi ujung tombak pengelola sistim informasi di tingkat desa. Sehingga kegiatan karang taruna bukan hanya melulu pada bidang olahraga, namun pengelola IT.
"Tahun depan webdes akan kita kolaborasikan dengan website Kelompok Informasi Masyarakat (webkim)," kata Kusnandaka.

Dia mengungkapkan, dari 430 desa yang tersebar di 28 kecamatan di Bojoegoro, sampai saat ini baru 35 desa yang sudah memiliki webdes. Rencananya, 35 webdes ini akan dijadika pioner untuk pembentukan webdes di desa lainnya.

"Target kita, tahun 2017 semua desa sudah memiliki webdes dan sistim pengelolaan informasi desa bisa berjalan maksimal," tegas Kusnandaka.

Dia menambahkan, penyebaran informasi sekarang ini tak lagi dilakukan secara konvensional seperti melalui papan informasi. Namun lebih pada pemanfaatan teknologi informatika (IT) yang dapat diakses masyarakat luas.(Dwi)