bojonegorokab.go.id - Kembangkan tanaman sayuran hidroponik, Wahyu Wibowo, warga Desa Purwosari, Kecamatan Purwosari, mampu meraup untung menjanjikan. Cara bercocok tanam yang dilakukan lebih modern, yakni dengan metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah atau hidroponik. Wahyu mengaku mulai budidaya tanaman hidroponik setahun yang lalu. Bermula saat diberhentikan dari pekerjaannya di Surabaya. "Awal tahun 2019 saya kena PHK dan terpaksa pulang ke rumah, jadi mulai usaha ini dari internet dan terus saya kembangkan," ujarnya membuka perbincangan di temui di kebunnya, Sabtu (11/7/2020).
Untuk memulai usaha tersebut, Wahyu mengeluarkan modal awal sekitar ratusan ribu rupiah. Uang itu dibelikan bibit dan sarana prasarana hidroponik. Kemudian terus berkembang hingga sekarang. Sementara ini tanaman sayuran yang dikembangkan Wahyu melalui sistem hidroponik adalah Selada dan Kangkung. Hasil berkebunnya itu masih dijual di pasar lokal Purwosari juga melalui media sosial. Selain itu, juga masih mengenalkan lebih luas lagi ke masyarakat di luar desa. "Sehari saya mendapatkan laba kotor hingga Rp200.000," imbuhnya.
Budidaya sayur menggunakan metode hidroponik ini cukup menjanjikan. Karena sayur-sayuran sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. "Kalau selada sudah ada yang mengambil, rata-rata penjual burger atau makanan cepat saji," tandasnya. Wahyu berharap masyarakat sekitar bisa mengikuti jejaknya dalam budidaya tanaman hidroponik. Selain murah, perawatan mudah, juga bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. "Kami juga dapat support dari pemdes setempat, terimakasih," pungkasnya. Usaha yang dilakukan Wahyu mendapat apresiasi Pemerintah Desa Purwosari. Karena metode tanam yang dilakukan bisa dengan memanfaatkan halaman rumah. "Selain itu bisa menambah pendapatan," ujar Kepala Desa Purwosari, Umi Zumrotin.
Menurut Umi, pengembangan hidroponik yang dilakukan warganya sangat tepat. Apalagi, dengan kondisi Pandemi Covid-19 yang membuat sebagian orang kesulitan mendapatkan pekerjaan. "Dengan memanfaatkan tanaman hidroponik ini, selain untuk konsumsi keluarga juga bisa dijual," imbuhnya. Pemdes Purwosari, lanjut Umi, mensupport dengan memberikan bantuan berupa paralon sebagai sarana tanaman dan pembinaan agar usaha yang dirintis semakin berkembang. "Harapan kita bisa berkembang ke warga lainnya," pungkasnya. Selain budidaya tanaman hidroponik, Desa Purwosari memiliki potensi kerajinan batik dan kebun klengkeng. Potensi tersebut akan terus dimaksimalkan untuk mensejahterakan masyarakat. (Wik/Kominfo).