Kang Yoto : Indonesia Saat Ini Sedang Berperang Melawan Proxy

-
15 Aug 2015
343 dilihat

bojonegorokab.go.id - Dalam menyambut HUT RI ke 70 Indonesia damai tidak berperang adu kekuatan militer melainkan perang proxy. Yakni perang ekonomi, ideologi, politik dan perang mata uang serta berperang melawan lainnya. Demikian disampaikan Kang Yoto Bupati Bojonegoro dalam seminar kebangsaan di gedung Serba Guna Bojonegoro, Sabtu (15/8/2015).

Dijelaskan, pada dasarnya Indonesia dan seluruh dunia saat ini sedang berperang melawan proxy. "Jadi bukan perang adu alutsista. Perang ini perang konvensional yang sudah ditinggalkan oleh dunia," ujarnya.

Kang Yoto menceritakan bagaimana perang ekonomi yang saat ini terjadi di dunia. "Seperti bom nuklir bagi kondisi fiskal dunia, beberapa hari yang lalu china membombardir dunia dengan kebijakan fiskalnya yaitu mendefaluasi atau menurunkan mata uangnya 2% terhadap dolar," ungkapnya.

Perang ini lanjut Kang Yoto juga akan timbul banyak efect. Termasuk dollar Amerika yang semakin kuat akan terdorong mundur, akan tetapi Amerika tidak akan tinggal diam. "Belum lagi, kebijakan china yang saat ini dimana China mempromosikan mata uangnya secara besar-besaran untuk menjadi mata uang dunia, sama seperti dollar, dunia diprediksi akan terpecah menjadi dua sentral kekuatan ekonomi yaitu Amerika dan China," jelasnya.

Menurut Suyoto, satu-satu nya cara untuk bertahan di kondisi ini adalah Indonesia harus mampu memproduksi sesuatu yang akan laki dijual di seluruh dunia. "Sesuatu yang lebih berkualitas, harga yang lebih murah dan lebih baik pelayanannya. Ekspor barang mentah bukanlah suatu opsi untuk bertahan d dalam kondisi ini. Keharusan untuk memproduksi sesuatu yang bersifat barang hasil olahan bukan memproduksi barang mentah," tegas Bupati kelahiran desa Bakung kecamatan Kanor ini.

Masih kata Kang Yoto, Indonesia saat ini sedang menghadapi perang besar yaitu ekonomi, energy, pangan, budaya. Indonesia paling rentan terhadap perpecahan, isis, terorisme adalah alat perang yang sengaja diciptakan untuk memecah belah indonesia, orang-orang yang menjadi pelaku dan pengikut paham yang memecah belah Indonesia itu adalah alat dari perang proxy.

"Dan yang harus Indonesia lakukan adalah menguatkan nasionalisme dan terus membangun kekuatan budaya dan sosial. Sebab Indonesia mempunyai ketahanan sosial dan budaya masih sangat lemah, hal ini terbukti dengan adalanya masyarakat indonesia yang melakukan separatisme, ikut bagian menjadi gerakan terorisme dan gerakan lain semacam isis dan islam radikal," imbuhnya.

Pada kesempatan itu Kang Yoto menegaskan bahwa pihaknya sadar betul akan kondisi tersebut. Oleh karena itu sebagai Bupati Bojonegoro dia ingin banyak melakukan hal yang mendukung penguatan budaya baik, yaitu budaya kejujuran, dan pendidikan adalah hal yang harus didukung penuh baik secara mental, kebijakan politik, maupun finansial.

"Kita sangat menekankan akan kesadaran kita bahwa kita sedang dalam kondisi perang proxy. Karena itu kita harus waspada betul tentang hal-hal yang akan melumpuhkan kemampuan masyarakat indonesia untuk menjadi lebih produktif!!. Baik kepada generasi sekarang maupun generasi yang akan melanjutkan estafet pembangunan ke depan," papar Kang Yoto.

Sebab, perang ini semakin nyata. Ada beberapa hal-hal yang mungkin tidak kita sadari telah melemahkan kita adalah nyatanya narkoba yang merusak potensi kaum muda untuk produktif, konflik antar kepentingan, antar suku, antar institusi, antar kekuatan politik dan berujung kepada perpecahan.

Kang Yoto mengingatkan bahwa kejadian-kejadian tersebut adalah bagian dari perang proxy yang menginginkan indonesia menjadi kalah dalam peperangan proxy ini. Dihadapan para anggota TNI/Polri, pemuda, mahasiswa, perguruan silat dan hampir seluruh element masyarakat itu Kang Yoto menghimbau agar tidak saling menyalahkan karena itu salah satu yang melemahkan stabilitas budaya bangsa. Dia mengajak semua element untuk membangun budaya dan ikatan sosial yang kuat agar indonesia tidak mudah tergoyahkan oleh serangan proxy dari luar negeri. (Git/Kominfo)