Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua
Yang saya hormati seluruh peserta upacara HUT Proklamasi RI
(Sebutkan sesuai dengan kondisi yang hadir saat upacara)
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Hari ini bersama dengan seluruh elemen kita berdiri di sini, untuk mengenang hari kemerdekaan RI ke 70. Bukan hanya kita di sini yang melaksanakan upacara ini. Ada jutaan orang yang tersebar dari Merauke hingga Sabang. Mengikuti upaca kemerdekaan negara kita Indonesia hari ini. Jutaan manusia ini mengingatkan kita betapa besar negeri tercinta kita Indonesia.
Rasa syukur patut kita panjatkan kehadirat Allah SWT, hanya karena karuniaNya kita tetap bersatu menjadi Indonesia. Perbedaan kulit, bahasa lokal, agama dan status sosial tidak membuat kita bercerai berai. Lewat janji “ bhineka tunggal ika” kita semua tetap satu dan kokoh Mari kita sadari bersama bahwa persatuan itu anugerah kemerdekaan yang telah kita raih, karena itu mari terus kita wujudkan dan perjuangkan.
Persatuan tidak akan mungkin terjadi tanpa kesediaan menerima perbedaan dan kesanggupan untuk saling mengisi, melengkapi dan saling menyayangi. Sama halnya dengan perjuangan menegakkan persatuan, mewujudkan cita-cita kemerdekaan adalah perjuangan sejarah yang tidak akan pernah berakhir. Masing-masing generasi harus mengambil peran. Masing-masing kita harus mengambil tanggung jawab. Sebab kesejahteraan, keadilan dan kedamaian yang kita cita-citakan tidak akan datang dengan sendirinya. Sebab kemajuan bangsa tidak akan terwujud tanpa diusahakan. Sebab kecerdasan umum tidak akan terjadi tanpa proses belajar bersama yang sungguh-sungguh. Satu hal lagi yang harus kita ingat, martabat bangsa Indonesia di antara bangsa- bangsa lain, ditinggikan atau direndahkan bukan oleh karena siapa-siapa, tapi oleh karya bangsa Indonesia di mata bangsa-bangsa lain.
Bapak/ ibu/ sdr / anak-anaku tercinta, 70 tahun Indonesia merdeka, memberi pelajaran berharga pada kita semua: Pertama, Kekayaan alam yang tersedia di bumi pertiwi ini ada batasnya. Kita tidak boleh ternina bobokan dengan jargon Indonesia negeri yang kaya raya. Sebab seberapapun kekayaan alam sebuah negeri kalau rakyatnya hanya mengeksploitasi terus menerus pasti akan habis. Apalagi kalau kekayaan alam itu dikelola dengan salah, dihabiskan tanpa memikirkan keberlanjutan pembangunan. Maka kutukan konflik sosial dan kerusakan alam akan semakin cepat terjadi. Lilhatlah betapa cepat kerusakan hutan, sungai dan gunung oleh sebab tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab, yang hanya memikirkan diri sendiri. Dulu kita semua mengecam penjajah karena datang ke negeri ini merampas kekayaan alam kita. Tapi harus kita ingat kerusakan lingkungan alam Indonesia justru lebih cepat setelah Indonesia merdeka.
Kedua, Berdasarkan kenyataan itu maka mari kita kelola tanah, kebun dan ladang kita dengan lebih baik. Mari kita kelola semberdaya air kita untuk kesejahteraan bersama. Mari kita kelola sungai-sungai kita agar tidak rusak dan tercemar. Mari kita bantu memperbaiki hutan jati Bojonegoro agar sehat kembali. Sebab dari hutan inilah air kita terkumpulkan. Sebab dari hutan inilah udara sejuk kita dapatkan.
Migas yang ada di perut bumi Bojonegoro kini sedang dieksploitasi, Alhamdulillah sampai kini konflik sosial relatif dapat kita hindarkan. Sementara kerusakan alamnya perlu terus mendapatkan perhatian. Khususnya lingkungan alam di sekitar penambangan minyak di kawengan.
Ketiga, Kiranya tepat sekali ajakan pemerintah pusat, dalam peringatan ke 70 HUT RI, dengan tema: kerja, kerja, kerja. Namun perlu segera harus kita tambahkan: mari bekerja dengan sikap pro aktif, kerja tepat, cepat dan bermanfaat untuk sesama. Kita tidak ingin kerja ghodal ghadul, menghabiskan tenaga, pikiran, biaya dan waktu tanpa menghasilkan manfaat untuk kesejahteraan dan kemajuan bersama. Mari kita catat, bahwa kerja tepat itu memerlukan pemahaman yang mendalam terhadap semua masalah, karena itu kita harus terus saling berkarya dan belajar bersama. Kerja cepat tidak mungkin dilakukan tanpa pemahaman dan keberanian. Sementara keberanian akan naif dan tidak ada artiinya tanpa ketulusan pengabdian, pengetahuan yang cukup dan sinergitas semua pihak
Oleh karena itu mari kita semua bekerja keras meningkatkan kecerdasan masyarakat. Jangan ada yang mengaku terlalu tua untuk belajar. Karena inilah kunci kemajuan bersama. Bentuklah dan manfaatkanlah taman-taman belajar yang ada di desa atau kelurahan. Jadikanlah forum belajar bersama guru, murid dan alumni di setiap desa untuk saling mengasah. Kepada para petani belajarlah bersama PPL dan sumber ilmu pengetahuan lainnya, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Para seniman, karyawan, pedagang dan pengusaha teruslah belajar untuk berlomba-lomba menghasilkan yang terbaik. Ingatlah tidak ada sesuatu yang datang tiba-tiba. Ingatlah seberapa besar kekayaan yang dikandung negeri ini akan habis kalau rakyatnya diam, tidak produktif.
70 tahun Indonesia merdeka saatnya kita untuk memperkokoh kerja tepat, cepat dan bermanfaat. Mari menjadi Wong Jonegoro yang sehat lahir batin, cerdas dan berpengetahuan, produktif dan bahagia.
Semoga Allah selalu merahmati kita semua. Amin
Wassalamualaikum wr wb
Merdeka!
Bojonegoro, 17 Agustus 2015
Bupati Bojonegoro
Suyoto