bojonegorokab.go.id - Penguasaan tehnologi peternakan melalui Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) mampu meningkatkan pengetahuan dan penghasilan petani ternak. Demikian diungkapkan Satrio Dwi Putro, Manager SPR di desa Sidorejo, kecamatan Kedungadem Rabu (19/08/2015. Dijelaskan, dengan penguasaan teknologi dalam memelihara ternak, anggota SPR telah merasakan manfaatnya. "Sebab disamping mampu menekanan biaya operasional juga hasilnya jauh lebih besar dibandingkan pemelihara biasa," katanya. Pemuda dari Sarjana Peternakan Universitas Brawijaya ini menambahkan, bahwa Sekolah Peternakan Rakyat ini dimulai pada September 2014. "Alhamdulillah program ini berjalan dengan baik dan sangat membantu meningkatkan penghasilan peternak di Bojonegoro," ujarnya. Hal senada juga diungkapkan Sabat (59) Ketua DPPT (dewan perwakilan pemilik ternak) desa Sidorejo dan Drokilo kecamatan Kedungadem. Dia menuturkan sebelum berdiri Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) Pemkab Bojonegoro pada tahun 2013 lalu telah melakukan kunjungan kerja ke IPB yang kemudian dilanjutkan dengan kerja sama kedua belah pihak. "IPB meninjau ke Bojonegoro di tiga lokasi. Diantaranya, desa Soko kecamatan Temayang, desa Sekaran kecamatan Kasiman dan desa Sidorejo kecamatan Kedungadem ini," terangnya. Berawal dari itu kemudian dibentuk SPR di desa Sidorejo yang terdapat 6 kelompok ternak beranggotakan 20 orang. "Awalnya dari enam kelompok ternak ini memelihara 1.200 ekor sapi yang saat ini sudah berkembang menjadi 2.500 ekor," jelas Sabat. Dengan melihat prospek itu Tim IPB kemudian melakukan Survey dan ternyata desa ini bisa dikembangkan SPR. Sehingga pada tahun 2014 kemarin. dilakukan deklarasi bersamaan dengan pelaksanaan kontes ternak di Kecamatan Kanor. Tak hanya itu, teknologi yang diperkenalkan IPB itu juga pengembagangan kelembagaan dengan konsep peternakan berdaulat produksi dan populasi, pengelolaan pakan, pengolahan limbah. Untuk pengolahan limbah dibuat bio gas dan pupuk organik. (Git/Kominfo)