Cerita di Balik Nama Gajah Bolong di Baureno, Kini Jadi Nama Taman

-
21 Mar 2021
2.287 dilihat

Bojonegorokab.go.id - Nama Gajah Bolong di Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro sudah cukup dikenal. Nama ini punya cerita unik, hingga alibi dijadikan nama Taman Gajah Bolong yang sudah diresmikan Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah.

 

Kisah terbentuknya nama Gajah Bolong sendiri ternyata diambil dari sebuah mitos lubang sebesar gajah dewasa, yang digunakan sebagai perjalanan ghoib. Lubang tersebut membentang sepanjang kurang lebih 200 meter di bawah tanah kosong (yang sekarang menjadi Taman Gajah Bolong) menuju sendang (yang sekarang adalah Kantor Kecamatan Baureno). Kedua tempat tersebut hanya terpisah jalan raya Babat-Bojonegoro.

 

Dulunya sendang tersebut digunakan warga sekitar untuk nyawiji ing pangeran atau biasa disebut dengan nyadran.

 

“Kecamatan itu dulunya sendang dan ada kuburannya juga, disitu dulu dipakai acara nyawiji ing pangeran alis nyadran,” ujar Abdul Rahman selaku pengurus RT Dusun Mongkrong, Desa/Kecamatan Baureno Bojonegoro.

 

Konon katanya lubang tersebut nyata adanya namun hanya digunakan sebagai perjalanan ghoib. Perlu diketahui, di bawah Kantor Kecamatan Baureno hingga saat ini diyakini masih ada air yang mengalir seperti sebuah sendang.

 

Sementara itu, ada sejarah lain yang mengatakan mengenai patung gajah yang berada di depan rumah tua berpagar hijau menghadap ke selatan, yang berada tepat di sebelah barat Perempatan Gajah Bolong, Dusun Mongkrong, Kecamatan Baureno Bojonegoro.

 

Patung tersebut dibangun oleh seseorang bernama Mbah Sudjono (Alm) yang juga merupakan pemilik rumah dengan arsitektur kuno itu. Konon ketika ada perang agresi militer Belanda, patung gajah itu ditembak oleh para penjajah Belanda sehingga patungnya bolong atau berlubang.

 

“Patung itu dibangun sejak zaman Belanda, pernah kena mortir akhirnya bolong, itulah kenapa dibilang Gajah Bolong,” ungkap Abdul Rahman.

 

Dari beberapa cerita mengenai sejarah terciptanya nama Gajah Bolong tersebut Abdul Rahman mengatakan semua tergantung kepercayaan masing-masing individu. 

 

"Lubang sebesar gajah itu merupakan mitos atau legenda yang versi ghoibnya, nah kalau gajah itu versi nyatanya, terserah setiap orang mau percaya yang mana,” tuturnya.

 

Pak Sudjono kata dia, membangun patung gajah itu biar ikonnya orang tidak melenceng, maksudnya biar tidak berfikiran negatif.

 

Patung Gajah Bolong itu mampu melintas zaman. Sejak zaman kolonial Belanda hingga saat ini masih berdiri kokoh. Generasi saat ini bisa melihat dan mencermati adanya sejarah pergolakan dengan Belanda, di kawasan Kecamatan Baureno.(FIF/NN)