Tradisi 'Kaulan' untuk Bayar Nadzar

-
04 Sep 2015
1.505 dilihat

bojonegorokab.go.id - Ada yang unik dalam acara sedekah bumi atau nyadran di dusun Gempol, desa Growok, kecamatan Dander, kabupaten Bojonegoro Jumat siang (4/9/2015).

Usai ritual 'bancakan' acara dilanjutkan dengan pagelaran langen tayub yang diawali beksan 'kaulan' atau bayar nadzar. Tradisi beksan kaulan ini para peserta menari sambil gendong anak. Jika tidak bisa menari peserta bisa berdiri sambil menggendong anaknya hingga gending eling - eling usai.

Mereka tampak bahagia menari di pelataran Sumur Punden saat kampungnya menggelar tradisi sedekah bumi karena nadharnya sudah lepas ( apa yang diinginkan sudah terkabul). Sedikitnya ada 59 warga yang mengikuti tradisi 'kaulan' di Sumur Punden Dusun Gempol.

"Mereka rata-rata memiliki uneg- uneg yang terlaksana sehingga harus nayub di pelataran Sumur Punden," ujar Tasman, Modin dusun Gempol selaku ketua panitia tradisi kaulan.

Menurutnya, peserta kaulan tahun ini lebih banyak dari pada tahun lalu. "Dengan mengikuti langen beksan ini berarti apa yang menjadi uneg - uneg warga sudah terwujud," katanya.

Dia mencontohkan, ada warga yang sakit-sakitan atau lama tidak punya anak mereka memiliki nadhar kalau sakitnya sembuh akan nayub di Sumur Punden.

"Menurut kepercayaan uneg-uneg itu merupakan hutang dan harus dibayar dengan beksa di Sumur Punden," jelas Tasman.

Masiran (59) warga RT. 02 dusun Gempol mengaku puas karena semua uneg-unegnya sudah terlaksana.

"Alhamdulillah mas, nadzar saya sudah saya laksanakan. Dulu saya sakit dan saya punya nadzar kalau sakit saya sembuh akan nayub di Sumur Punden," ujarnya.

Seperti diketahui hari Jumat Legi ini dusun Gempol desa Growok kecamatan Dander Bojonegoro. Tradisi ini dilakukan setiap tahun sekali sebagai bentuk rasa syukur atas berkah dari Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan bumi Growok sebagai tempat bermanfaat bagi semua warganya.(Git/Kominfo)