bojonegorokab.go.id - Ada tiga hal yang harus dicegah dan dihindari dalam rangka mewujudkan pelayanan terbaik, kinerja terbaik, mendidik, hidup dan lain sebagainya. Tiga hal utama itu adalah bisu, Buta dan Tuli.
Hal tersebut disampaikan Bupati Bojonegoro, Suyoto, saat memberikan motivasi kepada peserta pelatihan tenaga perpustakaan sekolah yang digelar di Aula SMPN 2 Bojonegoro, Senin (7/9/2015) pagi.
“Ini bukan dalam harfiah yang sebenarnya mereka menyandang cacat diindera namun orang normal yang ternyata memilih bisu, buta dan tuli dari berbagai hal apakah masalah lingkungan, kinerja, semangat hidup dan berbagai masalah lain yang dihadapi manusia,” kata Suyoto.
Bupati menyampaikan, ada dua musuh besar yang harus diperangi yakni melawan kemustahilan dan ketidak mungkinan. Dua hal ini adalah sesuatu yang berat dan untuk mencapainya bukan suatu perkara mudah .
“Namun semua itu ternyata bisa diubah dengan “ Niat” yang di dalamnya terdapat proses berfikir dan berdzikir yang kemudian direflesikan dengan kondisi riil kita. Semua tergantung pada mau atau tidak untuk mengubah kehidupan kita,” pesan Kang Yoto, sapaan akrab Bupati Suyoto.
Di hadapan peserta pelatihan, Kang Yoto, menuturkan tentang kisah pribadinya saat harus dipaksa menjadi pembicara dikancah-kancah internasional. Ia mengungkapkan, sebenarnya dirinya lebih fasih bahasa arab, namun di forum tersebut harus berbicara dengan Bahasa Inggris.
Namun dengan kemauan keras, dia akhirnya kini sudah lebih pede untuk berbicara Bahasa Inggris.
“Waktu pertama kali rasanya hal itu mustahil saya lakukan karena saya memang lulusan IAIN Bahasa Arab, tapi harus berbicara diforum internasional dengan bahasa inggris. Namun buah kerja keras dan niatan akhirnya kini saya bisa melakukannya,” cerita Kang Yoto.
Dengan kemahirannya berbicara Bahasa Inggris, sekarang ini Kang Yoto tak sekedar banyak menerima undang sebagai pembicara di forum negara asean. Melainkan sempat menjadi pembicara di salah satu kampus terkenal di dunia MIT. Setelah MIT Kang Yoto baru baru ini juga menjadi pembicara di Vatikan dan Johanesburg Afrika Selatan.
“Semua tergantung kita sebagai manusia apakah melmilih menjadi Bisu, Buta dan Tuli. Jika ingin mengubah hidup ini maka kita harus menghindari penyakit Bisu, buta dan Tuli,” pesannya.
Kang Yoto juga menyampaikan, niat bersekolah untuk menjadi manusia berkualitas harus dihidupkan dan dicari. Karena itu, kepada para pendidik dan tenaga perpustakaan harus mengembangkan diri serta senantiasa memperbarui niat kehidupan.
Pelatihan ini merupakan kerjasama antara PT Tri Wahana Universal (TWU), pengelola kilang mini, dengan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Bojonegoro. Dijelaskan pelatihan ini diselenggarakan mulai tanggal 7-12 September 2015 dengan peserta meliputi tenaga perpustakaan mulai jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK dan MA baik negeri dan swasta sejumlah 100 orang.
“Pelatihan ini adalah dalam upaya meningkatkan kapabilitas tenaga perpustakaan di Bojonegoro sehingga mampu mengelola perpustakaan dengan baik dan memberikan kontribusi positif,” kata
Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Bojonegoro, Slamet Taufiq.(hms2)