Eryul Mufidah, Olah Sampah Bungkus Kopi Jadi Aneka Produk Bernilai Ekonomi

-
20 May 2021
1.827 dilihat

Bojonegorokab.go.id - Produk ekonomi kreatif berbasis eco green menjadi tren akhir-akhir ini. Konsep daur ulang ini selain mengubah barang bekas punya nilai ekonomi lebih tinggi, juga bisa membantu lingkungan agar limbah bisa diolah dengan baik. 

Usaha kreatif dengan memanfaatkan limbah ini diteluti Eryul Mufidah. Perempuan asal Desa Kalianyar Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro ini juga mengajak beberapa orang untuk menyulap limbah bungkus kopi menjadi souvernir, tas dan barang unik lainnya yang layak untuk digunakan kembali.

Di teras rumahnya, etalase berisi tas dari bungkus kopi dan limbah plastik lainnya berjejer rapi. Bahkan, kursi-kursi di samping teras rumahnya terbuat dari ban bekas. Beberapa sudut di rumahnya terdapat hiasan bunga dari limbah stoking. 

Eryul mengaku usahanya tersebut bermula semenjak dirinya melakukan kunjungan di sebuah tempat yang memiliki bank sampah. Banyaknya sampah kemudian membuatnya terinspirasi untuk mengolah limbah sejak 2015 lalu.

"Kalau di tempat yang saya kunjungi ada bank sampah. Di sini saya mengemas menjadi wisata edukasi, hingga mendapatkan banyak kunjungan dari berbagai sekolah," ungkapnya.

Wanita yang juga menjadi Dosen di STAI Attanwir yang memiliki segudang kreatifitas tersebut juga sering menjadi narasumber dalam sebuah pelatihan dan digandeng oleh berbagai instansi. Namun semenjak adanya pandemi, dirinya dan tim hanya fokus untuk produksi dan pemasaran.

Ia juga menjelaskan dalam proses tersebut pihaknya bekerjasama dengan beberapa warung untuk mengumpulkan limbah bekas kemasan kopi untuk dijadikan bahan baku kerajinan. Harga yang dibandrol cukup terjangkau sesuai dengan bahan dan kerumitan pembuatnya.

"Untuk dompet kecil seharga Rp 50 ribu. Kurang lebih membutuhkan 150 lembar bungkus bekas kopi, sedangkan untuk tas besar kira-kira 500 lembaran," paparnya.

Selain kerajinan dari limbah plastik, di tangannya handuk bekas disulap mejadi vas bunga, ban bekas menjadi kursi, dan kain stoking menjadi bunga. Bahkan ibu satu anak tersebut bersama tim nya membuat sabun cuci piring dan hand shop sendiri untuk digunakan di masa pandemi.(NN/kominfo)