Tingkatkan Produksi Ternak, Pemkab Bojonegoro Gelar Pelatihan Pakan Ternak di Desa Bareng Kecamatan Sekar
Bojonegorokab.go.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Perinaker) menyelenggarakan Pelatihan Keterampilan Kerja gelombang ketiga selama empat hari yang dimulai Selasa (19/07/2022). Acara digelar di Balai Desa Bareng Kecamatan Sekar, dengan materi Pembuatan Pakan Ternak.
Pelaksanaan pelatihan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tersebut dibuka Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah secara daring zoom. Hadir secara luring Kepala Dinas Perinaker, Camat Sekar, Narasumber (Ibu Kristin, Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya), Kades dan perangkat Desa Bareng serta peserta pelatihan, para pemuda Desa Bareng sebanyak 20 orang.
Saat membuka pelatihan, Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah menuturkan, wilayah Kecamatan Sekar menyumbang banyak potensi untuk pengembangan budidaya peternakan. Jika dibandingkan dengan peternakan ayam, maka secara umum dari pakan dan obat sudah ditentukan oleh perusahaan besar. Tetapi kalau peternakan sapi itu berbeda, karena dari turun temurun nenek moyang sudah terbiasa untuk merawat sapi.
"Untuk di wilayah Sekar sangat berpotensi. Bisa dari jerami, jagung, atau pelepah pisang. Bahkan, menurut beberapa praktisi, pelepah pisang untuk pakan sapi dapat membuat kulit sapi menjadi halus, ini bisa dicoba. Sisi lain, makin kedepan kita berpacu dengan sistem baru. Sekarang berbicara tentang energi, maka kulit pisang, batang singkong, jagung akan dibuat etanol. Saat ini kita sudah menuju pada pembuatan energi yang terbarukan," tutur Bupati Anna.
Bupati Anna juga memotivasi, bahwa sebagai peternak harus bisa menginisiasi pengolahan potensi alam yang belum pernah dilakukan agar bisa dicoba. Sebagai contoh, memberikan pelepah pisang untuk pakan sapi namun dengan batas maksimal pemberian 2 minggu sehingga kulit sapi menjadi halus. Namun jika diberikan terus menerus kurang bagus untuk pertumbuhan ADG (Average Daily Gain) sapi. Selain itu untuk pemberian pakan dari jerami yang difermentasi bobot gizinya lebih banyak daripada jerami yang hanya dikeringkan.
"Kami harapkan para pelatih dapat memberikan motivasi kepada peternak agar menentukan macam-macam pakan ternak untuk penambahan berat badan, termasuk sapinya menjadi sehat dan tidak kusam," tambahnya.
Selanjutnya terkait PMK (Penyakit Mulut dan Kuku), Bupati Anna meminta agar melalui pelatihan tersebut sekaligus menyampaikan antisipasi PMK. Bagaimana melihat ciri-ciri sapi yang terkena PMK. Jangan sampai ada oknum pedagang yang menakut-nakuti peternak yang sapinya menunjukkan gejala tertentu dianggap terkena PMK, sehingga menyebabkan harga sapi anjlok. Padahal sapinya tidak terkena PMK, tetapi mungkin akibat makannya terlambat atau kurang diaduk.
Hal tersebut harus diwaspadai karena di beberapa wilayah sudah terindikasi banyak pedagang sapi turun ke daerah kemudian sedikit menakut-nakuti masyarakat bahwa sapinya terindikasi PMK. Ini harus juga dimitigasi dini, agar sapi-sapi yang dirawat tidak berlarut-larut saat sakit. Jika memang sakit, silahkan segera melapor agar Dinas Peternakan dan Perikanan bisa segera turun tangan membantu peternak agar sapi sehat kembali.
"Semoga melalui pelatihan ini, Bapak/Ibu bisa membuat inovasi dari bahan-bahan limbah untuk dimodifikasi menjadi bahan yang bisa digunakan untuk pakan ternak. Selamat berkarya dan sehat selalu," tutup Bupati Anna.
Sementara itu Kepala Dinas Perinaker, Welly Fitrama, S.STP, MM melaporkan bahwa program pelatihan keterampilan kerja periode ini dilatarbelakangi banyaknya potensi di Desa Bareng terkait pakan ternak antara lain tebon jagung, klobot, janggel, rumput gajah dan pelepah pisang. Ini menjadi sesuatu hal yang baik karena bahannya murah dan mudah didapatkan. Selain itu, di Desa Bareng hampir setiap rumah memiliki sapi/lembu. Hal ini merupakan potensi, sehingga nantinya peternakan disini bisa berkembang dan lebih maksimal lagi.
"Kondisi saat ini di Desa Bareng, untuk pakan ternak yang diberikan dari sisi nutrisi/gizinya belum maksimal. Sehingga diharapkan dengan pelatihan ini, nantinya pakan ternak yang berasal dari pengolahan tanaman jagung bisa memberikan nutrisi yang tinggi untuk hewan ternak. Dan akhirnya para peternak dapat mengembangkan sapi dengan baik," harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, narasumber, Ibu Kristin dari Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) mengatakan bahwa potensi di wilayah Kecamatan Sekar sangat bagus untuk penyediaan bahan pakan ternak yang memiliki nilai gizi baik. Selain itu juga terdapat potensi SMKN Sekar yang memiliki jurusan agribisnis ternak rumaninsia.
Menurut Ibu Kristin, peternak tidak cukup hanya berpikir pada hasil ternak sapi, tetapi juga harus berpola pikir bahwa limbah sapi juga jauh lebih menguntungkan selama berbulan-bulan masa pertumbuhan/perkembangan. Apalagi per Juli 2022 ini subsidi pupuk organik cair, petroganik, ZA dan SP36 dicabut. Maka ini peluang besar bagi kita untuk memanfaatkan limbah yang ada menjadi pupuk organik.[nes/NN]