Desa Bendo, Laboratorium Dunia untuk Pertanian

-
28 Oct 2015
129 dilihat

bojonegorokab.go.id - Dua tahun yang lalu, Desa Bendo Kecamatan Kapas, Bojonegoro, Jawa Timur, 'divonis' sebagai daerah endemik hama wereng. Hal itu diketahui berkat kerjasama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui program cyber extention (cybex).

Namun hal itu tak lantas membuat Andi Prabowo, Kepala Desa Bendo lantas patah arang, kabar buruk tersebut justru menjadi penyemangat.

"Kala itu, didiagnosa bahwa penyebabnya adalah penggunaan pestisida pada lahan pertanian," kata Andi (28/10).

Maka, dirinya mencoba untuk melakukan budidaya tanaman kedelai dengan model organik, yakni menggunakan pupuk kandang.

Memang upaya Andi tak langsung berbuah manis, maka dirinya bersama Kelompok Tani Mekar Jaya berusaha mengembangkan jaringan guna mengatasi permasalahan di desanya tersebut.

"Waktu itu kami mulai terbiasa memanfaatkan internet berkat program cybex," tambahnya.

Gayungpun bersambut, keluhan petani Desa Bendo terdengar oleh F.A.O, sebuah organ Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang membidangi masalah pangan. Yang menurut Andi memang sedang menjalankan program ketahanan pangan di Indonesia.

Pada tahun 2013 lalu, Bojonegoro bersama 7 daerah lainnya terpilih sebagai kawasan yang masuk dalam program tersebut. "Seluruh Indonesia ada 8, di Jawa Timur hanya Banyuwangi dan Desa Bendo ini," tambahnya.

Program tersebut berupa pelatihan dan penelitian terkait gangguan ketahanan pangan yang berlangsung selama satu musim tanam. Diluar dugaan, ternyata Desa Bendo berhasil menjalankan program tersebut dengan baik, dalam waktu hanya satu musim tanam, hama wereng berhasil dikendalikan dengan baik.

"Tak hanya dengan merubah pemakaian bahan kimia, kami juga mengembangkan tanaman tumpang sari," jelasnya.

Menurutnya, yang diperkuat dengan hasil resume F.A.O, tanaman tumpang sari tak hanya sebagai selingab bernilai ekonomis, ternyata tanaman lain tersebut menghasilkan hama lain yang tak mengganggu padi, bahkan menghasilkan zat yang menghambat hama wereng.

"Kami memiliki program tanam bunga kenikir dan bunga matahari, yang hamanya mampu menghambat perkembangbiakan wereng, sekaligus mengembalikan ekosistem yang merupakan perlakuan lahan untuk model organik," jelasnya.

Berkat hal itulah, badan internasional tersebut meneruskan programnya di Desa Bendo. Bentuk kerjasamanya berupa pelatihan rutin setiap hari Selasa, yang terkadang mendatangkan profesor pakar pertanian. "Selain itu, kami juga dibantu berupa laboratorium. Ini sudah 4 musim diperpanjang, guna menyiapkan model organik kami juga menyiapkan semacam pabrik pupuk," pungkasnya. (mon/kom)